Kompas TV lifestyle kesehatan

Apakah Bakteri Wolbachia Aman untuk Manusia dan Hewan? Simak Faktanya!

Kompas.tv - 17 November 2023, 21:00 WIB
apakah-bakteri-wolbachia-aman-untuk-manusia-dan-hewan-simak-faktanya
Ilustrasi nyamuk yang menggigit kulit manusia (Sumber: Jcomp on Freepik)
Penulis : Almarani Anantar | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS TV - Demam berdarah dengue (DBD), yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, merupakan tantangan serius dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemkes), angka penyakit DBD mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan 1,1 juta kasus tercatat hanya pada tahun 2022.

Melihat jumlah kasus yang signifikan tersebut, jelas bahwa DBD masih menjadi sorotan utama dalam spektrum masalah kesehatan di Indonesia.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan adanya pencegahan yang inovatif, seperti metode pengendalian nyamuk menggunakan Bakteri Wolbachia.

Wolbachia merupakan bakteri yang aman, dan mudah ditemukan pada lebih dari 60% berbagai jenis serangga, termasuk kupu-kupu, lebah, capung, dan beberapa spesies nyamuk seperti Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus.

Metode ini dilakukan dengan cara melepas nyamuk berbakteri Wolbachia di lingkungan masyarakat. Pelepasan nyamuk berbakteri Wolbachia dilakukan dengan cara meletakkan telur nyamuk tersebut di lingkungan tempat tinggal masyarakat. 

Telur nyamuk berbakteri Wolbachia akan menetas menjadi nyamuk dewasa dan berkembang biak dengan nyamuk Aedes aegypti liar.

Wolbachia dapat menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Hal ini menyebabkan nyamuk berbakteri Wolbachia tidak dapat menularkan virus dengue ke manusia.

Dikutip dari National Environment Agency, berikut adalah fakta-fakta dari bakteri Wolbachia yang perlu diketahui.

1. Bakteri Wolbachia Tidak Berbahaya bagi Manusia atau Hewan

Manusia dan hewan selalu terpapar bakteri Wolbachia ketika mereka bersentuhan dengan serangga, mengonsumsi serangga, atau mengonsumsi makanan seperti buah yang terpapar serangga.

Meski begitu, tidak ada laporan mengenai bakteri Wolbachia yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia atau hewan.

Baca Juga: Apa Itu Nyamuk Wolbachia dalam Pencegahan Demam Berdarah?

2. Bakteri Wolbachia Tidak Dapat Ditularkan Melalui Gigitan Nyamuk

Meskipun manusia dan hewan terus-menerus terpapar gigitan nyamuk betina yang secara alami membawa bakteri Wolbachia, tidak ada laporan mengenai transmisi bakteri Wolbachia melalui gigitan nyamuk.

Sebuah studi menunjukkan bahwa relawan manusia yang terpapar gigitan nyamuk Aedes aegypti betina pembawa bakteri Wolbachia (Wolbachia-Aedes) tidak menunjukkan respons kekebalan terhadap bakteri Wolbachia.

Baca Juga: Inovasi Baru Pencegahan Dengue dengan Wolbachia: Semarang Jadi Percontohan

3. Bakteri Wolbachia Tidak Bertahan di Luar Serangga

Organisme di lingkungan alam telah terus menerus terpapar bakteri Wolbachia selama jutaan tahun. Meskipun begitu, bakteri Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di lingkungan di luar inang serangga.

Bakteri Wolbachia hanya dapat bertahan di dalam sel serangga, ketika serangga inang mati dan terurai, bakteri Wolbachia secara alami ikut terurai bersama dengan tubuh serangga.

Baca Juga: Inovasi Ternak Nyamuk Wolbachia Cegah Demam Berdarah

4. Bakteri Wolbachia Tidak Bertahan Setelah Dikonsumsi

Tidak ada laporan mengenai predator nyamuk, seperti ikan, kadal, dan katak, yang tertular bakteri Wolbachia. Studi menunjukkan bahwa laba-laba yang memakan nyamuk pembawa bakteri Wolbachia tidak mengalami penularan.


 




Sumber : National Environment Agency


BERITA LAINNYA



Close Ads x