Kompas TV lifestyle travel

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bromo Masih Rendah sejak Dibuka Kembali 18 September 2023

Kompas.tv - 20 Oktober 2023, 15:20 WIB
jumlah-kunjungan-wisatawan-ke-bromo-masih-rendah-sejak-dibuka-kembali-18-september-2023
Sabana di Bukit Teletubbies Bromo kembali menghijau setelah terbakar selama berhari-hari, beberapa waktu lalu. Kawasan wisata Bromo di Jawa Timur sudah kembali dibuka setelah kebakaran lahan berhasil dipadamkan. Namun, jumlah kunjungan wisatawan belum pulih setelah ditutup selama 13 hari akibat kebakaran. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

MALANG, KOMPAS.TV - Kawasan wisata Bromo di Jawa Timur sudah kembali dibuka pada 18 September 2023 setelah kebakaran lahan yang terjadi beberapa waktu lalu. Namun, jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo belum pulih setelah sempat ditutup selama 13 hari akibat kebakaran.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan, jumlah kunjungan wisatawan dalam sebulan terakhir hanya 40-60 persen dari total kuota yang ditetapkan.

"Sekitar satu bulan pasca-dibukanya kawasan Bromo setelah kebakaran, okupansi wisata sekitar 40-60 persen. Itu untuk hari-hari biasa," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani di Malang, Jawa Timur, Kamis (19/10/2023). 

Ia menerangkan, pihak TNBTS menetapkan 2.700 kuota wisatawan per hari. Tapi jumlah kunjungan wisatawan saat ini terbilang rendah dibandingkan sebelum terjadi peristiwa kebakaran. Tapi di akhir pekan, kunjungan wisatawan sudah mulai membaik. 

Baca Juga: Incar Wisman, Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan Rute-Rute Internasional Favorit

"Untuk akhir pekan, kunjungan cukup banyak. Tapi untuk hari biasa masih belum seperti biasanya, seperti sebelum terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ujarnya, seperti dikutip dari Antara

Septi mengingatkan kepada wisatawan dan penyedia jasa wisata di Bromo, untuk tetap berhati-hati. Meski Bromo sudah kembali menghijau, saat ini masih musim kemarau serta risiko kebakaran lahan masih tinggi.

"Karena ini belum mulai hujan di dalam kawasan dan masih dalam kondisi kemarau, mohon untuk pengunjung bisa tetap waspada, untuk tidak menimbulkan api yang mungkin bisa menyulut terjadinya kebakaran di dalam kawasan," tuturnya.

Khusus untuk wisatawan yang datang untuk keperluan lain, misalnya foto prewedding, diwajibkan untuk mengurus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).

Baca Juga: BRI Tawarkan Diskon Tambahan, Ini Cara Beli Tiket Kereta Cepat Whoosh Pakai Aplikasi BRImo

"Mohon untuk bisa disampaikan juga kepada petugas yang ada di pintu masuk, sehingga nanti bisa diarahkan untuk langkah berikutnya dalam pengurusan Simaksi seperti apa," ucapnya.

Pihak taman nasional mencatat, nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektare. Akibat kebakaran itu, kawasan tersebut ditutup pada 6-18 September 2023.

Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih Rp216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp3,26 miliar, dan kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, Rp4,87 miliar.

Kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan. Proses pemadaman dilakukan pada 6-14 September 2023 dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.

Baca Juga: Jadwal Tambahan Kereta Cepat Whoosh Selama Akhir Pekan 20-22 Oktober 2023

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, Bromo tercatat dikunjungi 318.919 wisatawan. Dari angka itu, 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan 8.501 wisatawan asing.

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp4,85 miliar.

Saat ini, sabana Bromo sudah kembali menghijau. Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS Hendra menyampaikan, sebagian besar wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan sudah mulai ditumbuhi vegetasi melalui proses suksesi alam.

"Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan," kata Hendra, beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Gara-gara Flare Prewedding, 989 Hektare Kawasan Bromo Terbakar, Kerugian Capai Rp8,3 Miliar

Meski begitu, masih ada beberapa titik yang memiliki vegetasi campuran terlihat hitam bekas sisa kebakaran hutan dan lahan.

Menurutnya, langkah penanaman pohon di kawasan tersebut, akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.

"Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat," sebutnya.


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x