Kompas TV lifestyle kesehatan

Sejarah Hari Tumor Otak Sedunia 2023, Kenali Gejala dan Penyebab yang Jarang Diketahui

Kompas.tv - 8 Juni 2023, 06:00 WIB
sejarah-hari-tumor-otak-sedunia-2023-kenali-gejala-dan-penyebab-yang-jarang-diketahui
Ilustrasi. Hari Tumor Otak Sedunia yang diperingati tiap 8 Juni. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dian Nita | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap tanggal 8 Juni diperingati sebagai Hari Tumor Otak Sedunia atau World Brain Tumor Day sebagai upaya untuk memberikan sosialisasi bagaimana mencegah penyakit ini.

Selain itu, dengan peringatan ini, diharapkan masyarakat lebih meningkatkan kepedulian dan mendoakan mereka yang sedang menjalani perawatan tumor otak.

Di Hari Tumor Otak Sedunia 2023 pada Kamis (8/6/2023) ini, tidak ada salahnya untuk menambah pengetahuan mengenai gejala dan penyebab tumor otak.

Sebelum itu, berikut sejarah Hari Tumor Otak Sedunia diperingati pada 8 Juni setiap tahunnya.

Sejarah Hari Tumor Otak

Mengutip National Today, di dunia kedokteran, sinar-X baru ditemukan pada tahun 1895, ahli bedah saraf pun mulai menggunakannya untuk mendeteksi dan mendiagnosis tumor otak.

Seorang ahli bedah saraf Jerman bernama Fedor Krause menggunakan sinar-x untuk mendeteksi tumor otak.

Kemudian pada 1954, untuk pertama kalinya metode noninvasif untuk mendeteksi tumor otak diperkenalkan dengan menggunakan pemindai nuklir.

Baca Juga: 3 Penyebab Tumor Otak Seperti yang Dialami Ifan Seventeen, Apa Bisa Disembuhkan?

Beberapa dekade kemudian Sir Godfrey N Hounsfield menciptakan CT scan. Pada 1971, CT scan dipasang di London, Inggris, dan kemudian di Amerika Serikat. Pada 1975, CT scan diperkenalkan ke seluruh dunia.

Pada tahun 1971, Raymond V Damadian melaporkan bahwa resonansi magnetik nuklir, juga disebut MR, dapat membedakan jaringan normal dari jaringan tumor.

Pada tahun 1973, Paul C Lauterbur melakukan uji coba tikus pertama menggunakan Pencitraan MR, dan dalam beberapa tahun, gambar MR manusia pertama berhasil dibuat. Lauterbur memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 2003 untuk penemuannya.

Hari Tumor Otak pertama kali diinisiasi oleh organisasi nirlaba yang berbasis di Leipzig, Asosiasi Tumor Otak Jerman pada 2000. Semenjak saat itu, tiap 8 Juni diperingati sebagai Hari Tumor Otak Sedunia.

Gejala Dini Tumor Otak

Berdasarkan keterangan di laman Siloam Hospital, tumor otak adalah kondisi yang terjadi akibat pertumbuhan jaringan atau sel-sel abnormal di area otak. Sel-sel abnormal tersebut tumbuh secara tidak wajar dan tak terkendali. 

Tumor otak dapat muncul dari jaringan otak itu sendiri atau disebabkan oleh penyebaran sel tumor dari bagian tubuh lain. 

Penderita tumor otak memiliki peluang besar untuk sembuh apabila tumor ini ditemukan lebih dini atau saat masih dalam stadium awal. Tumor yang sifatnya jinak (stadium I) dapat disembuhkan dengan operasi pengangkatan tumor seluruhnya.

Gejala tumor otak pada setiap orang bisa saja berbeda, hal ini tergantung dari ukuran, lokasi, dan kecepatan pertumbuhannya (ganas atau jinak). Namun secara umum, beberapa gejala awal tumor otak adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala hebat.
  • Sering mual dan muntah tanpa alasan yang jelas.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kejang atau sentakan pada tangan, lengan, kaki atau seluruh tubuh.
  • Mengalami gangguan penglihatan.
  • Mengalami mati rasa pada satu sisi tubuh.
  • Merasa kebingungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Bermasalah dengan ingatan.
  • Kehilangan keseimbangan.

Baca Juga: Gejala Tumor Otak yang Tidak Boleh Diabaikan Selain Sakit Kepala

Penyebab Tumor Otak

Tumbuhnya tumor otak disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik di dalam sel otak. Penyebab perubahan genetik ini masih belum diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena tumor otak, yaitu:

1. Paparan radiasi

Orang yang telah terpapar jenis radiasi yang kuat memiliki peningkatan risiko tumor otak. Radiasi kuat ini disebut radiasi pengion.

Radiasinya cukup kuat untuk menyebabkan perubahan DNA pada sel-sel tubuh sehingga dapat memicu tumor atau kanker.

Contoh radiasi pengion termasuk terapi radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker dan paparan radiasi yang disebabkan oleh bom atom.

Tingkat radiasi yang rendah termasuk energi yang berasal dari ponsel dan gelombang radio. Namun, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa penggunaan ponsel menyebabkan tumor otak.

2. Genetik

Beberapa perubahan DNA yang meningkatkan risiko tumor otak terjadi dalam keluarga. Contohnya termasuk perubahan DNA yang menyebabkan neurofibromatosis 1 dan 2, tuberous sclerosis, sindrom Lynch, dan sindrom Li-Fraumeni.

3. Bahan kimia di rumah atau lingkungan kerja

Paparan pelarut, pestisida, produk minyak, karet, dan vinil klorida dapat meningkatkan risiko terkena tumor otak. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal ini.

4. Medan elektromagnetik

Energi dari saluran listrik atau penggunaan ponsel ternyata berpengaruh pada peningkatan faktor risiko tumor otak pada anak-anak. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar anak-anak membatasi penggunaan ponsel.

5. Senyawa N-nitroso

Penelitian tentang diet dan suplementasi vitamin menunjukkan bahwa senyawa N-nitroso dapat meningkatkan risiko tumor otak pada anak dan dewasa.

Senyawa N-nitroso biasanya ditemukan di pada daging yang diawetkan, asap rokok, dan kosmetik. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan senyawa N-nitroso dengan peningkatan risiko tumor otak.


 




Sumber : Siloam Hospital/Kompas.com/National Today


BERITA LAINNYA



Close Ads x