Kompas TV lifestyle kesehatan

Stoikisme dan Cara Berdamai dengan Kegagalan

Kompas.tv - 30 Maret 2023, 16:00 WIB
stoikisme-dan-cara-berdamai-dengan-kegagalan
Stoikisme bisa membantu manusia untuk berdamai dengan kegagalan. (Sumber: Freepik/benzoix)
Penulis : Ristiana D Putri | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kegagalan merupakan hal yang pernah dialami hampir setiap orang. Meskipun segala upaya telah dilakukan dengan maksimal, kegagalan tetap bisa menghampiri.

Namun, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Pasalnya, kegagalan justru dapat menjadi penanda bahwa ada peluang baru yang harus dimaksimalkan. Maka, diperlukan sikap lapang dada untuk menerima kegagalan dan segera bangkit dari keterpurukan.

Hal itu pun terangkum dalam siniar Beginu episode “Beginu Wrapped Up: Menjadi Manusia yang Melunak, Melambat, dan Menerima Kegagalan” yang dapat diakses melalui tautan dik.si/BeginuWPU1

Bersama Wisnu Nugroho, para narasumber, seperti Marchella FP, Ade Putri Paramadita, dan Tomi Wibisono, membagikan kisahnya mengenai peristiwa-peristiwa yang memberikan makna untuk menerima kegagalan dan menjadikan sosok yang lebih bijaksana.

Meski tidak mudah, berdamai dengan kegagalan menjadi langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menjalani kehidupan. 

Dilansir dari Very Well Mind, ada banyak hal yang menjadi alasan rasa gagal itu muncul, di antaranya adalah konsep diri yang buruk, perasaan tidak berdaya, kecemasan, hingga harapan yang tidak realistis.

Perasaan-perasaan tersebut harus dikendalikan agar tidak mengganggu logika berpikir hingga berujung pada depresi. Kita dapat mengubah perasaan negatif akibat kegagalan dengan salah satu prinsip kehidupan, yaitu stoikisme.

Menyikapi Kegagalan dengan Filosofi Stoikisme

Dikutip dari Stanford Edu, stoikisme berasal dari kata stoa poikilê, yaitu nama sebuah teras di Agora, Athena yang dihiasi lukisan mural.

Baca Juga: Kisah Heri Pemad Membangun Wadah Seni Bernama Art Jog

Stoikisme adalah aliran filsafat yang memiliki pandangan bahwa manusia harus mampu mengendalikan emosi dalam diri untuk mensyukuri apa yang telah terjadi. Filosofi ini mengajarkan bagaimana menjaga pikiran untuk tetap tenang, rasional, dan fokus pada apa yang dapat dikendalikan.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x