Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Tentukan Target Pengeboman di Gaza Pakai AI, Abaikan Keselamatan Warga Sipil

Kompas.tv - 5 April 2024, 02:35 WIB
israel-tentukan-target-pengeboman-di-gaza-pakai-ai-abaikan-keselamatan-warga-sipil
Anggota keluarga Abu Draz membopong jenazah kerabat mereka yang terbunuh pengeboman Israel di Rafah, Jalur Gaza, Kamis (4/4/2024). (Sumber: Fatima Shbair/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel dilaporkan menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang dinamai "Lavender" untuk menentukan target serangan udara di Jalur Gaza. Penggunaan AI yang belum teruji ini terungkap melalui publikasi media Israel, +972 Magazine dan Local Call. Pakar hak asasi manusia dan teknologi mengingatkan bahwa penggunaan AI Lavender ini berpotensi menjadi kejahatan perang.

AI Lavender disebut menetapkan bahwa 5 hingga 10 korban warga sipil dapat ditoleransi untuk mengeliminasi satu target. Metode ini disebut menimbulkan banyaknya korban sipil di Gaza.

"Basis data itu (dibuat AI) bertanggung jawab membuat daftar bunuh hingga 37.000 target," kata jurnalis Al Jazeera di Yerusalem Timur, Rory Challands, Kamis (4/4/2024).

Baca Juga: Mantan Bos Intelijen Israel: Saya Tidak akan Terkejut jika Iran Bertindak Besok Jumat

Media Israel yang mengungkap penggunaan sistem AI ini mewawancarai sejumlah pejabat intelijen Israel dalam kondisi anonim. Para pejabat itu menyebut AI Lavender memiliki tingkat kesalahan hingga 10 persen.

"Namun, itu tidak menghentikan Israel menggunakannya untuk idenfitikasi cepat, umumnya terhadap personel Hamas level rendah di Gaza dan mengebom mereka," kata Challands.

Terkait AI Lavender, asisten profesor di bidang humaniora digital di Universitas Hamid Bin Khalifa Qatar, Marc Owen Jones menyerukan agar dibuat moratorium penggunaan AI untuk perang.

"Mari kita perjelas, ini adalah genosida yang dibantu AI, dan selanjutnya harus ada seruan moratorium penggunaan AI dalam perang," katanya.

Militer Israel sendiri mengatakan bahwa analisnya perlu melakukan "pemeriksaan independen" kendati menggunakan AI Lavender. Militer Israel mengklaim pihaknya menentukan target sesuai hukum internasional.

Serangan udara Israel kerap meluncurkan serangan udara ke rumah yang dipenuhi pengungsi di Jalur Gaza. Akibatnya, banyak garis keluarga yang terputus selama serangan Israel di Jalur Gaza.

Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu telah membunuh 33.037 orang Palestina. Lebih dari setengah korban Israel adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Pendiri WCK Sebut Relawannya Dibom Israel secara Sitematis: 3 Kali Ganti Mobil, 3 Kali Ditembak



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x