Kompas TV internasional kompas dunia

Gedung Putih Ungkap Optimisme Usulan Gencatan Senjata Terbaru Hamas

Kompas.tv - 16 Maret 2024, 18:27 WIB
gedung-putih-ungkap-optimisme-usulan-gencatan-senjata-terbaru-hamas
Tenda-tenda pengungsi Gaza di Rafah dekat perbatasan Mesir. Gedung Putih hari Jumat, (15/3/2024) menunjukkan optimisme yang berhati-hati setelah Hamas mengajukan proposal untuk mengamankan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Gedung Putih menunjukkan optimisme yang berhati-hati setelah Hamas mengajukan proposal untuk mengamankan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung, Jumat (15/3/2024).

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby menyatakan proposal tersebut "tentu saja dalam batasan kesepakatan yang telah kita kerjakan selama beberapa bulan terakhir," seperti dilaporkan oleh Anadolu, Sabtu (16/3/2024).

"Fakta ada delegasi lain yang menuju Doha sekarang, fakta bahwa proposal ini ada dan ada pembicaraan. Itu semua bagus," katanya kepada wartawan.

"Kami berharap dengan hati-hati semua bergerak ke arah yang baik, tetapi tidak berarti semuanya sudah selesai, dan kita harus tetap pada jalur ini sampai akhir," kata Kirby.

Hamas telah menyampaikan kepada mediator dari Qatar dan Mesir rencana tiga tahap untuk gencatan senjata di Jalur Gaza serta kesepakatan tukar tawanan, kata sumber Palestina.

Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan proposal Hamas terdiri dari tiga tahap, masing-masing berlangsung selama enam minggu.

"Tahap pertama melibatkan penarikan pasukan Israel dari pusat-pusat kota yang berbeda, serta dari Jalan Rasheed (jalan pesisir) dan Jalan Salah al-Din (jalan pusat) untuk memungkinkan kembalinya orang yang mengungsi dan pengiriman bantuan," tambahnya.

Sumber tersebut mencatat bahwa tahap kedua melibatkan pembebasan tawanan perempuan, anak-anak, dan lansia Israel yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan lebih dari 700 narapidana Palestina dari penjara Israel.

Baca Juga: Israel Bakal Tempatkan 1,4 Juta Warga Palestina di Gaza ke 'Pulau Kemanusiaan' sebelum Serang Rafah

Kamp pengungsi warga Palestina di Rafah, Jalur Gaza, Selasa, (27/2/2024). "Kami berharap dengan hati-hati semua bergerak ke arah yang baik, tetapi itu tidak berarti semuanya sudah selesai, dan kita harus tetap pada jalur ini sampai akhir." kata John Kirby. (Sumber: AP Photo)

Tahap ketiga akan melibatkan pembebasan tentara Israel yang ditangkap di Gaza, dan gencatan senjata permanen diumumkan sebelum pertukaran tentara dimulai.

Hamas mengusulkan kepada Israel untuk membebaskan 50 tahanan Palestina, 30 di antaranya sedang menjalani hukuman seumur hidup, sebagai imbalan untuk setiap tentara perempuan Israel yang saat ini ditawan.

Rencana Serangan Israel ke Rafah

Lebih dari 31.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan Israel di Gaza, dan lebih dari 73.000 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memblokade Gaza, membuat penduduknya, terutama warga utara Gaza, berada di ambang kelaparan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Jumat menyetujui rencana untuk serangan atas Rafah, di mana sekitar 1,4 juta warga Palestina yang terlantar saat ini mencari perlindungan.

Kirby mengatakan AS belum melihat rencana itu, tetapi akan "menghargai kesempatan untuk melihat rencana itu."

"Washington tidak akan mendukung rencana serangan besar-besaran di Rafah yang tidak juga mencakup rencana yang kredibel, dapat dicapai, dapat dijalankan untuk menjaga keselamatan dan keamanan dari lebih dari sejuta warga Palestina yang mencari perlindungan di Rafah," kata Kirby.


 

 



Sumber : Anadolu


BERITA LAINNYA


Opini

Arch of Augustus di Rimini

28 April 2024, 07:05 WIB

Close Ads x