Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia dan China akan Bikin Pembangkit Listrik Nuklir di Bulan, Klaim Mampu Sokong Pemukiman Manusia

Kompas.tv - 7 Maret 2024, 03:05 WIB
rusia-dan-china-akan-bikin-pembangkit-listrik-nuklir-di-bulan-klaim-mampu-sokong-pemukiman-manusia
Rusia dan China kini bekerja sama untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan, yang akan mampu mendukung pangkalan permanen serta pemukiman manusia di bulan, ungkap Yuri Borisov, kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, pada Selasa (5/3/2024). (Sumber: NASA)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Fadhilah

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia dan China kini bekerja sama untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan, yang diklaim mampu mendukung pangkalan permanen serta pemukiman manusia di bulan.

Hal itu diungkapkan Yuri Borisov, kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, pada Selasa (5/3/2024).

“Hari ini kami serius mempertimbangkan sebuah proyek, sekitar tahun 2033-2035, untuk mengirim dan memasang unit listrik di permukaan Bulan bersama rekan-rekan kami dari China,” ujarnya dalam Festival Pemuda Dunia di Moskow, seperti laporan Sputnik News, Rabu, (6/3/2024).

Energi "nuklir ruang angkasa" bisa memungkinkan pembangunan pemukiman di Bulan, karena panel surya tak cukup untuk listrik pangkalan tersebut, kata Rusia.

“Ini adalah tantangan serius, harus dilakukan secara otomatis, tanpa kehadiran manusia,” tambah Borisov, berharap robot bisa menyelesaikan tugasnya.

Menurut kepala Badan Antariksa Federal Rusia, teknologi untuk pembangkit listrik nuklir di Bulan hampir siap.

Beberapa negara berlomba-lomba untuk kembali mengirim manusia ke Bulan, sementara Moskow serta Beijing bermitra sejak 2022 untuk mengeksplorasi bersama benda langit tersebut.

Keduanya juga berjanji bekerja sama membangun pangkalan di Bulan tahun 2030-an.

Baca Juga: Jepang Menjadi Negara Kelima yang Mendaratkan Pesawat Antariksa di Permukaan Bulan

Gambar Pengelola Antariksa Nasional China Menunjukkan Peluncuran Kapsul Pengambil Sampel dari Pendarat Bulan Change-5 di Oceanus Procellarum. (Sumber: China Ministry of Defense)

Lebih lanjut, Borisov membahas rencana Rusia membangun pesawat ruang angkasa berdaya nuklir bernama Zevs (Zeus).

“Kami sedang mengerjakan kapal angkut antariksa dengan reaktor nuklir dan turbin berdaya tinggi, untuk mengangkut kargo besar, mengumpulkan sampah luar angkasa, dan tugas lainnya,” katanya.

Masalah sulitnya adalah menemukan cara mendinginkan reaktor nuklir.

Tahun lalu, Borisov menjelaskan, pesawat angkasa nuklir bisa mendorong satelit tidak aktif ke ruang angkasa. Dia menambahkan, "Kita harus memikirkan penggunaan luar angkasa kita untuk generasi mendatang."

Pada Selasa (5/3/2024), direktur jenderal Roscosmos itu menegaskan, Rusia menolak senjata nuklir di luar angkasa. “Tentu saja, luar angkasa harus bebas dari senjata nuklir,” ujar Borisov.

Pernyataan ini mengikuti pernyataan Presiden Vladimir Putin beberapa hari lalu bahwa Rusia tidak akan menempatkan senjata nuklir di luar angkasa.

“Kita sudah membahas tuduhan palsu yang dilontarkan oleh pejabat Barat tentang rencana kami untuk menempatkan senjata nuklir di luar angkasa,” kata Putin.

Namun, dia menambahkan, pemerintah Rusia akan memantau isu ini untuk menghadapi ancaman lain.

Baca Juga: Dua Perusahaan Swasta AS Coba Mendarat di Bulan, Lima Dekade usai Program Apollo Berakhir

International Space Station sedang mangkal di luar angkasa. Rusia dan China kini bekerja sama untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan, yang akan mampu mendukung pangkalan permanen serta pemukiman manusia di bulan, ungkap Yuri Borisov, kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, pada Selasa (5/3/2024). (Sumber: AP Photo)

Sebelumnya, dalam pidato tahunannya pada 29 Februari, Putin menanggapi klaim palsu tentang senjata nuklir luar angkasa sebagai "narasi palsu" buatan Barat.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu juga menegaskan, "Tidak ada proyek semacam itu, senjata nuklir di luar angkasa. Amerika Serikat tahu kok, ini tidak ada."

Pangkalan Bersama di Bulan

Roscosmos dan Pengelola Antariksa Nasional China (CNSA) sepakat pada November 2022 untuk membangun pangkalan Bulan bersama pada 2030-an.

Tahap 1 melibatkan eksplorasi lunar bersama, menentukan lokasi terbaik. Pihak Rusia menggunakan pendarat Luna-Glob, Tahap 2 mencakup pusat kontrol, pengiriman kargo, dan modul orbital untuk daya, komunikasi, dan transportasi, dan Tahap 3 melibatkan eksplorasi permukaan Bulan, memperluas fungsionalitas modul stasiun lunar.

Dengan meningkatnya kesibukan membangun proyek antariksa China, Wu Weiren, kepala proyek eksplorasi Bulan, mengungkapkan rencana pengembangan pembangkit listrik nuklir untuk mendukung pangkalan permanen di Bulan.

“Kami mengembangkan sistem energi baru dengan energi nuklir, dapat menyediakan pasokan daya tinggi dan tahan lama, serta komunikasi dengan Bumi dan planet lain,” kata Wu.

Rumor menyebutkan, pembangkit ini bisa menghasilkan satu megawatt daya, 100 kali lebih besar dari reaktor nuklir NASA.




Sumber : Sputnik News


BERITA LAINNYA



Close Ads x