Kompas TV internasional kompas dunia

Raja Yordania: Serangan Israel ke Gaza saat Ramadan Bakal Tingkatkan Ancaman Perang di Timur Tengah

Kompas.tv - 26 Februari 2024, 20:04 WIB
raja-yordania-serangan-israel-ke-gaza-saat-ramadan-bakal-tingkatkan-ancaman-perang-di-timur-tengah
Raja Yordania Raja Abdullah II. Raja Abdullah II menyudutkan Israel atas situasi di Gaza saat ini. (Sumber: Anadolu Agency)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

AMMAN, KOMPAS.TV - Raja Yordania memberikan peringatan keras ke Israel terkait serangan dan bombardir ke Gaza yang tak juga usai.

Raja Yordania, Raja Abudullah II memperingatkan Israel jika terus melanjutkan serangan ke Gaza saat Ramadan bakal tingkatkan ancaman perang di Timur Tengah.

Hal itu diungkapkan Raja Abdullah saat bertemu Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.

Baca Juga: Eks Presiden Brasil Jair Bolsonaro Bantah Rencanakan Kudeta, Klaim Jadi Korban Persekusi Politik

“Yang Mulia Raja Abdullah II, pada pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbad yang juga dihadiri Putra Mahkota Al-Hussein, memperingatkan kelanjutan perang di Gaza saat Bulan Suci Ramadan akan meningkatkan ancaman melebarnya konflik,” bunyi cuitan Pengadilan Kerajaan Hashemite Yordania di media sosial X dikutip dari Middle East Eye, Minggu (25/2/2024).

Israel tampaknya tak berniat menghentikan serangannya ke Gaza, meski bulan Ramadan tinggal sekitar dua pekan lagi.

Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan mendorong pasukannya ke Rafah, di sebelah selatan Gaza.

“Ini harus dilakukan. Karena kemenangan sepenuhnya adalah tujuan kami, dan kemenangan sepenuhnya bisa dicapai,” tuturnya dilansir dari New York Times.

Netanyahu menambahkan, jika pembicaraan gencatan senjata mencapai kesepakatan, serangan ke Rafah, yang menjadi lokasi terakhir ratusan pengungsi Gaza yang dipaksa pergi dari rumahnya, hanya dihentikan untuk sementara.

Israel sudah mendapatkan peringatan dari sekutu terdekatnya jika terus mendorong pasukannya ke Rafah.

Baca Juga: PM Palestina Mohammad Shtayyeh Mundur di Tengah Eskalasi Kekerasan di Tepi Barat dan Gaza, Kenapa?

Pasalnya, hal itu akan berpotensi menjadi pembantaian massal.

Saat ini jumlah korban tewas seperti yang diungkapkan Kementerian Kesehatan Gaza nyaris mencapai 30.000 warga Palestina.

Lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.



Sumber : Middle East Eye/New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x