Kompas TV internasional kompas dunia

Media Asing Soroti Pemilu 2024 RI, Singgung Hasil Penting Pemilu bagi Geopolitik Regional dan Dunia

Kompas.tv - 13 Februari 2024, 13:06 WIB
media-asing-soroti-pemilu-2024-ri-singgung-hasil-penting-pemilu-bagi-geopolitik-regional-dan-dunia
Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden bergandengan tangan di panggung di sesi akhir Debat Putaran Ke-5 Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (4/2/2023). (Sumber: Rony Ariyanto Nugroho/Kompas.id)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

Selain itu, CNN juga menyoroti ketiga paslon kandidat, pengaruh dari Presiden Joko Widodo, dan peluang Pilpres 2024 satu putaran.

Selanjutnya, ada Bloomberg yang ikut menyoroti Pemilu 2024 Indonesia. Media itu menyebut Indonesia sejauh ini berhasil membuat China dan AS senang dalam bidang ekonomi dan berharap bisa berlanjut setelah hasil dari pemilihan.

Baca Juga: Contoh Simulasi Surat Suara Pemilu 2024 Capres-Cawapres, DPR, DPRD Kab/Kota dan Provinsi serta DPD

"Menjaga keseimbangan membuat Indonesia menjadi idola pasar-pasar berkembang."

"Negara kepulauan itu telah berhasil membuat baik China maupun AS senang. Investor berharap hal tersebut akan berlanjut setelah pemilihan Rabu ini," tulis mereka.

Kemudian dari media Inggris, The Guardian menyoroti upaya paslon capres-cawapres yang berkampanye menggunakan K-Pop hingga TikTok untuk menarik hati pemilih muda.

"K-pop, TikTok, dan kucing: pertarungan untuk memenangkan suara pemilih muda kunci dalam pemilu Indonesia."

"Rakyat di bawah usia 40 tahun akan menentukan siapa yang memimpin negara demokrasi terbesar ketiga di dunia saat pemungutan suara berlangsung pada 14 Februari," tulis The Guardian.

Terakhir ada The Telegraph, yang memberikan sorotan kepada salah satu capres, yaitu Prabowo Subianto terkait masa lalunya yang kemudian sekarang berkampanye dengan narasi "gemoy".

"'Kakek Gemoy' yang menjadi favorit untuk memenangkan pemilihan Indonesia memiliki masa lalu yang kelam."

"Prabowo Subianto memimpin dalam jajak pendapat meskipun dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama rezimnya," tulis Telegraph

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Temukan 53 Dugaan Kecurangan Pemilu di 10 Daerah, Terbanyak soal Netralitas


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x