Kompas TV internasional kompas dunia

Pakaian Putri Kim Jong-Un Membuatnya Diyakini Jadi Pemimpin Korea Utara Selanjutnya, Kok Bisa?

Kompas.tv - 10 Februari 2024, 14:24 WIB
pakaian-putri-kim-jong-un-membuatnya-diyakini-jadi-pemimpin-korea-utara-selanjutnya-kok-bisa
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama putrinya Kim Ju-ae dalam perayaan ulang tahun ke-76 Angkatan Bersenjata Korea Utara di Pyongyang, Kamis (8/2/2024) (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Putri Kim Jong-un, Kim Ju-ae diyakini bakal jadi pemimpin Korea Utara selanjutnya usai dilihat dari caranya berpakaian.

Kim Ju-ae disebut bakal menjadi penerus Kim Jong-un, setelah dirinya kerap mendampingi sang ayah.

Kim Ju-ae pun semakin dijagokan menjadi penerus Kim Jong-un setelah ia berpakaian sama seperti ayahnya.

Baca Juga: Kim Jong-Un Makin Benci Korea Selatan, Tolak Diplomasi Lagi dan Ancam Hancurkan Tetangganya

Dikutip dari Daily Mail, Kim Ju-ae terlihat mengenakan jas hujan kulit tajam dengan kerah berbulu, pakaian yang terinspirasi dengan gaya noir sang ayah, pada Kamis (7/2/2024).

Menghadiri prosesi militer di Pyongyang untu menandai ulang tahun berdirinya angkatan bersenjata Korea Utara ke-76, pasangan ini tampil menonjol di antara lautan tentara negara itu.

Kim Ju-ae, yang dipercaya berusia antara 10 hingga 12 tahun, dikatakan telah siap untuk kemungkinan untuk memimpin negara tertutup tersebut.

Para ahli mengatakan pakaian Kim Ju-ae tersebut melambangkan kedekatannya dengan sang ayah, dan peran akan masa depannya.

“Kim Jong-un dan putrinya, Kim Ju-ae biasanya muncul di depan publik dengan pakaian yang cocok, yang tampaknya mewakili pendekatan taktis yang terkontrol dengan jelas mengenai cara mereka menampilkan diri kepada dunia,” kata Konsultan Industri dan Pemimpin Kursus MBA Fashion Entrepreneurship Alison Lowe MBE.

“Mengenakan pakaian serupa dapat digunakan untuk beberapa tujuan dan dalam hal ini, dapat menjadi pesan yang jelas untuk meneankan ikatan dan kesatuan kekeluargaan, menampilkan citra kekeluargaan yang erat kepada publik,” ujarnya.

Menurut Lowe di rezim kediktatoran seperti Korea Utara, pertunjukan persatuan seperti ini digunakan untuk menunjukkan secara visual stabilitas politisi.

Selain itu, juga untuk memperkuat otoritas dengan cara yang sama seperti militer menggunakan seragamnya untuk mendorong kerukunan, profesionalisme, tradisi, fungsionalitas, dan keamanan di antara jajarannya.

Penulis fashion dari Fizzy Mag, Oana Cristina Grigorescu pun sependapat dengan Lowe.

“Ada banyak sekali simbolisme dan pesan politik yang terjalin dalam penampilan publik mereka,” tuturnya.

Baca Juga: Putin Ungkap Cara Mudah Hentikan Perang Rusia di Ukraina, Tergantung Sikap AS

“Lemari pakaian Kim Jong-un tetap melekat pada setelan gaya Mao, sebuah simbol kepemimpinan sosialis yang abadi, melalui sekadar mode untuk menjadi manifesto visual cita-cita Korea Utara,” ujarnya.

Ia pun menyoroti pilihan gaya Kim Ju-ae yang sangat menarik meski dalam kesederhanaan strateginya.

“Seperti ayahnya, ia memilih warna-warna kalem dan solid, menyukai garis-garis bersih dan desain sederhana yang mencerminkan tradisi dan formalitas,” ujar Grigorescu.



Sumber : Daily Mail


BERITA LAINNYA



Close Ads x