Kompas TV internasional kompas dunia

UNRWA: Israel Tahan Makanan 1,1 Juta Pengungsi Gaza yang Kelaparan padahal Cukup untuk Stok Sebulan

Kompas.tv - 10 Februari 2024, 07:17 WIB
unrwa-israel-tahan-makanan-1-1-juta-pengungsi-gaza-yang-kelaparan-padahal-cukup-untuk-stok-sebulan
Israel berlakukan pembatasan keuangan terhadap UNRWA, menggagalkan pengiriman makanan untuk 1,1 juta warga Gaza yang saat ini kelaparan, kata direktur UNRWA hari Jumat, (9/2/2024), saat ini 1.049 kontainer bahan pangan yang cukup untuk memberi makan 1,1 juta orang selama satu bulan  mangkrak di pelabuhan Ashdod, Israel. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti
Israel berlakukan pembatasan keuangan terhadap UNRWA, menggagalkan pengiriman makanan untuk 1,1 juta warga Gaza yang saat ini kelaparan, kata direktur UNRWA hari Jumat, (9/2/2024), saat ini 1.049 kontainer bahan pangan yang cukup untuk memberi makan 1,1 juta orang selama satu bulan  mangkrak di pelabuhan Ashdod, Israel. (Sumber: Anadolu)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel memberlakukan pembatasan keuangan terhadap UNRWA yang menyediakan bantuan di Jalur Gaza, menggagalkan pengiriman makanan untuk 1,1 juta warga Gaza yang saat ini kelaparan, kata direktur UNRWA hari Jumat, (9/2/2024).

Saat ini mangkrak 1.049 kontainer pengiriman beras, tepung, kacang Arab, gula, dan minyak goreng, yang cukup untuk memberi makan 1,1 juta orang selama satu bulan, bahkan saat 25% keluarga di Gaza menghadapi kelaparan yang mengancam.

Pembatasan tersebut makin memperparah krisis antara Israel dan UNRWA, yang operasinya terancam setelah Israel menuduh beberapa pekerjanya ikut serta dalam serangan pada 7 Oktober yang memicu perang Israel di Gaza.

Tuduhan tersebut menyebabkan negara-negara donor utama, termasuk AS, menangguhkan pendanaan untuk organisasi PBB tersebut dan meninggalkan masa depannya menjadi tanda tanya.

Direktur UNRWA, Philippe Lazzarini, hari Jumat, (9/2/2024), mengungkapkan konvoi makanan yang disumbangkan Turki mangkrak selama berminggu-minggu di kota pelabuhan Israel, Ashdod.

UNRWA mengatakan kontraktor Israel yang bekerja sama dengan mereka dipanggil otoritas bea cukai Israel yang "memerintahkan mereka untuk tidak memproses barang-barang UNRWA," seperti yang laporan Associated Press, Jumat, (9/2/2024).

Program Pangan Dunia WFP hari Jumat, (9/2/2024) memperingatkan Gaza bisa terjerumus ke dalam kelaparan pada bulan Mei.

Baca Juga: Netanyahu Perintahkan Militer Siapkan Pengosongan Rafah di Gaza Selatan, Serbuan Israel Mengintai

Israel berlakukan pembatasan keuangan terhadap UNRWA, menggagalkan pengiriman makanan untuk 1,1 juta warga Gaza yang saat ini kelaparan, kata direktur UNRWA hari Jumat, (9/2/2024), saat ini 1.049 kontainer bahan pangan yang cukup untuk memberi makan 1,1 juta orang selama satu bulan  mangkrak di pelabuhan Ashdod, Israel. (Sumber: Anadolu)

WFP mendefinisikan kelaparan ketika 30% anak-anak mengalami gizi buruk, satu dari lima rumah tangga menghadapi kekurangan pangan akut, dan dua dari 10.000 orang meninggal karena kelaparan atau kekurangan gizi.

Israel sejak lama menentang UNRWA, menuduhnya mentolerir atau bahkan berkolaborasi dengan Hamas dan mempertahankan krisis pengungsi Palestina yang berusia 76 tahun.

UNRWA, yang melayani sekitar 6 juta warga Palestina yang keluarganya terusir selama perang seputar pembentukan Israel pada tahun 1948, membantah tuduhan tersebut, namun, ketegangan semakin meningkat setelah tuduhan terbaru oleh Israel.

Juliette Touma, direktur komunikasi badan tersebut, mengatakan rekening bank UNWRA di Bank Leumi, yang sudah mereka pegang selama beberapa dekade, juga dibekukan pekan ini.

Selain itu, Touma mengatakan otoritas bea cukai Israel memberitahu badan tersebut bahwa UNRWA tidak akan lagi diberikan pembebasan pajak.

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengirimkan cuitan di Twitter pada hari Kamis yang menyatakan "negara Israel tidak akan memberikan manfaat pajak kepada ajudan teroris."

Smotrich, sekutu sayap kanan jauh dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tidak merespons permintaan komentar.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x