Kompas TV internasional kompas dunia

Menlu AS Pulang Tanpa Hasil Setelah Penolakan Terbuka Netanyahu Soal Poin Negosiasi dengan Hamas

Kompas.tv - 9 Februari 2024, 09:44 WIB
menlu-as-pulang-tanpa-hasil-setelah-penolakan-terbuka-netanyahu-soal-poin-negosiasi-dengan-hamas
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Sikap penolakan terbukanya membuat Menlu Amerika Serikat Antony Blinken meninggalkan Timur Tengah dan mengakhiri kunjungan empat negara di wilayah tersebut, serta pulang tanpa hasil ke Washington.(Sumber: Times of Israel)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken meninggalkan Timur Tengah pada Kamis (8/2/2024), mengakhiri kunjungan empat negara di wilayah tersebut, dan pulang tanpa hasil ke Washington setelah mendapat penolakan terbuka dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Netanyahu menyatakan serangan ke Gaza akan terus berlanjut hingga Israel menang mutlak, seraya menolak sepenuhnya tanggapan dari Hamas terhadap rencana gencatan senjata yang diajukan.

Perpecahan yang semakin membesar di antara Israel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, telah menjadi kenyataan dalam beberapa bulan terakhir.

Penolakan terang-terangan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap pendapat AS bahwa usulan Hamas bisa berfungsi sebagai titik awal perundingan lebih lanjut, menegaskan kecenderungan ini.

Meskipun demikian, Blinken dan pejabat AS lainnya mengatakan mereka tetap optimis kemajuan bisa dicapai untuk mencapai tujuan utama mereka, yaitu meningkatkan kondisi kemanusiaan bagi warga sipil Palestina, memastikan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas, mempersiapkan Gaza pasca-konflik, dan mencegah perluasan perang.

Para pejabat mengatakan optimisme Blinken didasarkan pada empat kunjungan pertamanya setelah 7 Oktober 2023 ke Timur Tengah. Meskipun kunjungan-kunjungan itu tidak menghasilkan kesuksesan yang terlihat secara langsung, namun membawa perbaikan terbatas dan lumayan signifikan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata seminggu pada bulan November di mana puluhan tawanan dibebaskan.

“Jelas ada hal-hal yang dikirimkan Hamas yang tidak bisa diterima sama sekali,” kata Blinken mengenai tanggapan kelompok militan tersebut terhadap proposal gencatan senjata dan pembebasan tawanan yang didukung bulan lalu oleh Mesir, Qatar, AS, dan Israel sendiri.

“Tetapi, pada saat yang sama, kami melihat ruang untuk terus mengejar kesepakatan,” kata Blinken pada Rabu malam. “Dan ini selalu merupakan perundingan. Ini bukan seperti memutar sakelar lampu. Ini bukan 'ya' atau 'tidak'. Selalu ada tawar-menawar.”

Baca Juga: Netanyahu Perintahkan Pasukan Israel Merangsek ke Rafah, Malapetaka Besar Mengintai Pengungsi Gaza

Antony Blinken bertemu dengan mantan Panglima Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Gadi Eisenkot, kanan, dan mantan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz di Tel Aviv, Israel, Kamis, 8 Februari 2024. (Sumber: AP Photo)

Namun, sebelum Blinken berbicara, Netanyahu mengkritik langsung tanggapan Hamas, menyebutnya delusional dan bersumpah bahwa Israel akan terus berjuang untuk mencapai kemenangan mutlak atas kelompok Hamas, tanpa pandang bulu.

Dilema Blinken dibikin makin runyam, Netanyahu juga tampaknya mengabaikan kekhawatiran dari AS dan negara lain tentang perluasan operasi militer Israel di selatan Gaza, terutama di Rafah, daerah di perbatasan Mesir yang menjadi tempat tinggal lebih dari sejuta warga Palestina.

“Dalam kunjungan-kunjungan saya sebelumnya dan hampir setiap hari di antaranya, kami mendesak Israel dengan cara konkret untuk memperkuat perlindungan sipil, memberikan lebih banyak bantuan kepada mereka yang membutuhkannya. Dan selama empat bulan terakhir, Israel mengambil langkah-langkah penting untuk melakukannya,” kata Blinken,



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x