Kompas TV internasional kompas dunia

Menteri Israel Sebut Serangan ke Hizbullah Lebanon Dibatalkan di Menit Terakhir, Ini Tujuannya

Kompas.tv - 20 Januari 2024, 01:15 WIB
menteri-israel-sebut-serangan-ke-hizbullah-lebanon-dibatalkan-di-menit-terakhir-ini-tujuannya
Mantan Kepala Angkatan Darat Israel Gadi Eisenkot, hari Kamis (18/1/2024), mengonfirmasi laporan bahwa di awal dalam perang melawan Hamas, serangan pencegahan atau pre-emptive Israel terhadap milisi Hizbullah di Lebanon dibatalkan di menit terakhir, mencegah terjadinya perang regional secara terbuka. (Sumber: Jornal do Libano)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Mantan Kepala Angkatan Darat Israel Gadi Eisenkot mengonfirmasi laporan bahwa di awal perang melawan Hamas, serangan pencegahan atau pre-emptive Israel terhadap milisi Hizbullah di Lebanon dibatalkan di menit terakhir demi mencegah terjadinya perang regional secara terbuka, Kamis (18/1/2024).

Gadi Eisenkot mengatakan ia termasuk di antara mereka yang menentang serangan tersebut dalam pertemuan kabinet pada 11 Oktober 2023 lalu. Pertemuan itu, seperti dilansir Associated Press, Jumat (19/1), ia gambarkan sebagai pertemuan sengit yang membuatnya serak karena berteriak.

"Serangan tersebut akan menjadi kesalahan strategis dan kemungkinan besar akan memicu perang regional," kata Eisenkot, salah satu menteri kabinet Israel dalam wawancara dengan program investigasi Uvda di saluran TV Israel Channel 12, Kamis malam (18/1). Wawancara tersebut merupakan kali pertama Eisenkot berbicara di depan umum tentang penanganan perang.

Eisenkot mengatakan protes keras yang diajukan olehnya dan orang lain selama sesi kabinet adalah kunci untuk mencegah serangan tersebut.

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, Israel dan Hizbullah saling serang dengan intensitas yang secara bertahap meningkat. Tidak ada pihak yang diyakini ingin perang total yang pasti merusak kedua negara. Hizbullah diyakini punya puluhan ribu rudal yang dapat mencapai target apa pun di Israel.

Eisenkot juga secara terbuka meragukan strategi pembebasan sandera, sementara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak desakan Amerika Serikat (AS) agar Israel mengurangi serangan besar-besaran terhadap Gaza.

"Hanya kesepakatan gencatan senjata yang dapat membebaskan puluhan sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza, dan klaim bahwa mereka bisa dibebaskan dengan cara lain hanyalah khayalan belaka," kata Eisenkot, satu dari empat anggota Kabinet Perang dalam pernyataan publik pertamanya tentang jalannya perang.

Baca Juga: Menteri Israel Kritik Netanyahu: Mengalahkan Hamas adalah Dongeng

PM Israel Benyamin Netanyahu, dalam konferensi pers hari Kamis, (18/1/2024) menegaskan penolakannya terhadap solusi dua negara, dengan alasan Palestina bisa menjadi basis serangan, berpendapat Israel harus mengendalikan keamanan di seluruh wilayah barat Sungai Yordan untuk melindungi negaranya. (Sumber: Aydinlik Turkiye)

Komentar Eisenkot adalah tanda ketidaksetujuan yang makin terbuka di antara pemimpin politik dan militer Israel mengenai arah serangan Israel terhadap Hamas, yang kini masuk bulan keempat.

Berbicara dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional hari Kamis, Netanyahu mengulangi penentangannya terhadap solusi dua negara. Ia berdalih negara Palestina akan menjadi basis serangan terhadap Israel.

"Israel harus memiliki kendali keamanan atas seluruh wilayah barat Sungai Yordan," kata Netanyahu, seraya menambahkan, "Itu bertentangan dengan gagasan kedaulatan. Kita bisa apa?"



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x