Kompas TV internasional kompas dunia

Namibia Kecam Jerman yang Bela Israel: Pelaku Genosida Tidak Belajar dari Sejarahnya

Kompas.tv - 14 Januari 2024, 22:45 WIB
namibia-kecam-jerman-yang-bela-israel-pelaku-genosida-tidak-belajar-dari-sejarahnya
Presien Republik Namibia Hage Geingob saat berbicara di World Investment Forum 2018 pada 23 Oktober 2018. (Sumber: Jean Marc Ferr/UNCTAD via Wikimedia)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

WINDHOEK, KOMPAS.TV - Pemerintah Namibia mengecam tindakan Jerman yang mendukung Israel dalam perkara genosida yang kini bergulir di Mahkamah Internasional/International Court of Justice (ICJ) di Den Haag, Belanda.

Sebelumnya, pemerintah Jerman mengancam akan mengintervensi dan membantah gugatan Afrika Selatan bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

Presiden Naminia Hage Geingob menyatakan bahwa Jerman mengabaikan kematian lebih dari 23.000 penduduk Palestina di Gaza dan terusirnya 85 persen dari penduduk Gaza akibat pengeboman Israel.

Geingob pun menyebut Jerman sebagai pelaku genosida pertama pada abad 21. Pernyataan itu merujuk pada kejahatan pasukan kolonial Jerman terhadap masyarakat adat Herero dan Nama di wilayah yang kini menjadi Namibia pada 1904 hingga 1908.

Baca Juga: 100 Hari Kampanye Berdarah Israel di Gaza: Hampir 24.000 Terbunuh, 359.000 Rumah Dirusak atau Hancur

"Di tanah Namibia, Jerman melakukan genosida pertama pada abad ke-20 pada 1904-1908, ketika puluhan ribu masyarakat Namibia yang tak bersalah tewas dalam kondisi yang sangat tidak manusiawi dan brutal. Pemerintah Jerman belum menebus genosida yang dilakukan di tanah Namibia," demikian pernyataan Presiden Geingob via X, Minggu (14/1/2024).

"Demikian, karena ketidakmampuan Jerman mengambil pelajaran dari sejarah mengerikan mereka, Presiden Hage Geingob menyampaikan keprihatinan mendalam atas kebijakan mengejutkan yang disiarkan Pemerintah Federal Jerman kemarin, 12 Januari 2024, yang menolak gugatan yang tepat secara moril oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional bahwa Israel melakukan genosida masyarakat Palestina di Gaza."

Geingob menyebut "tidak ada manusia cinta damai" yang bisa mengabaikan penghancuran masyarakat Palestina di Gaza. Ia pun meminta Jerman mempertimbangkan kembali mengintervensi sidang Mahkamah Internasional sebagai pihak ketiga untuk membela Israel.

"Jerman tidak pantas mengaku berkomitmen terhadap Konvensi Genosida PBB, termasuk penebusan genosida di Namibia, jika mendukung sesuatu yang ekuivalen dengan Holocaust dan genosida di Gaza. Berbagai organisasi internasional, termasuk Human Rights Watch, telah menyampaikan kesimpulan mengerikan bahwa Israel melakukan kejahatan-kejahatan perang di Gaza," demikian pernyataan Geingob.

Selama 100 hari menggempur Gaza, Israel telah membunuh setidaknya 23.843 jiwa. Lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 8.000 penduduk pun dinyatakan hilang, diperkirakan terkubur di reruntuhan, dan lebih dari 60.317 orang terluka.

Ilmuwan dari Nordic Africa Institute di Swedia, Henning Melber menyatakan bahwa peranyataan Presiden Namibia Hage Geingob menjadi titik balik yang tak terduga dalam hubungan bilateral Jerman-Namibia yang sudah dalam kondisi rentan.

Melber menyebut, kendati mengakui kejahatan di Namibia, pemerintah Jerman enggan menyebutnya sebagai genosida secara hukum. Sehingga, Berlin tidak membayar kewajiban membayar ganti rugi kepada Namibia.

"Jerman secara terbuka memihak Israel dalam perkara ICJ pada 12 Januari, yang menandai 120 tahun awal dari apa yang disebut masyarakat Namibia sebagai perang Jerman-Namibia yang berujung genosida pertama pada abad ke-20," kata Melber dikutip Al Jazeera.

"Ketika Jerman menunjukkan banyak poin positif secara internasional dalam caranya menyikapi kehancuran massal Holocaust, mereka denial terhadap genosida (di Namibia) hingga 2015," lanjutnya.

Baca Juga: Buka Sidang Genosida Gaza, Afrika Selatan: Kejahatan Israel di Palestina Dimulai sejak 1948


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x