Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Tegaskan Tidak Akan Mundur dari Posisi PM, Ingin Terus Berkuasa hingga Setelah Hamas Kalah

Kompas.tv - 31 Desember 2023, 17:18 WIB
netanyahu-tegaskan-tidak-akan-mundur-dari-posisi-pm-ingin-terus-berkuasa-hingga-setelah-hamas-kalah
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu hari Sabtu, (30/12/2023) menyatakan ia tidak akan mundur dan menegaskan niatnya untuk tetap berkuasa setelah perang, untuk memastikan demiliterisasi Gaza dan mencegah munculnya ancaman baru setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel. (Sumber: Politico)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Netanyahu Paksakan Israel Berkuasa di Perbatasan Gaza-Mesir, Langsung Ancam Iran

Puing akibat serangan Israel di Gaza City, 11 Oktober 2023. Setelah 11 minggu perang di Gaza, serangan militer Israel melawan Hamas adalah salah satu yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah modern. Korban tewas warga Palestina menembus angka 20.000 (Sumber: AP Photo)

Penyelidikan penuh tentang kegagalan pada 7 Oktober ini hanya akan dilakukan "pada akhir pertempuran," meskipun beberapa pelajaran "sudah dipelajari," kata Netanyahu kepada wartawan.

Selama konferensi pers hari Sabtu, Netanyahu juga menekankan tindakan pemerintahnya di Tepi Barat, menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya "kita bekerja tanpa henti: menangkap teroris, menghilangkan teroris, menggagalkan banyak serangan teroris."

Netanyahu menambahkan setelah perang, Gaza tidak akan diperintah oleh entitas apa pun "yang membiayai terorisme, yang mendidik anak-anaknya untuk terorisme, dan yang membayar keluarga-keluarga teroris," merujuk kepada Otoritas Palestina, yang memberikan tunjangan kepada narapidana teror dan keluarga pemberontak Palestina yang tewas. "Bukan Fatahstan dan bukan Hamastan," katanya tentang masa depan Gaza.

Netanyahu juga mengatakan Rute Philadelphia, yang membentang sepanjang 14 kilometer di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, "harus berada di tangan kita" untuk memastikan Gaza demiliterisasi dan tetap bersih dari kekuatan bersenjata.

Sementara Netanyahu menunda pembicaraan kabinet perang yang dijadwalkan untuk minggu ini mengenai visi pasca perang untuk Gaza, Dewan Keamanan Nasional Israel telah mengadakan delapan diskusi terpisah tentang cara mengatasi "hari esok" operasi tempur Israel di Gaza, kata perdana menteri.

Kabinet perang malah mengadakan "debat yang berbeda," katanya, yang didedikasikan untuk apa yang ia sebut sebagai "masalah keamanan nasional paling penting." Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Dia mengatakan kabinet keamanan, sebuah badan menteri yang lebih besar, akan membahas masalah yang terkait dengan Gaza setelah perang dalam pertemuan minggu depan. Tetapi "Pertama, mari kita hancurkan Hamas," ujarnya.

Baca Juga: Netanyahu Dikabarkan Larang Bos Intelijen Israel Bertemu Menhan Yoav Gallant, Zionis Mulai Retak?

Konvoi lapis baja Israel dekat perbatasan Israel-Gaza, Senin (25/12/2023). PM Israel Benyamin Netanyahu hari Sabtu, (30/12/2023) menyatakan ia tidak akan mundur dan menegaskan niatnya untuk tetap berkuasa setelah perang, untuk memastikan demiliterisasi Gaza dan mencegah munculnya ancaman baru setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel. (Sumber: Anadolu)

Menanggapi pertanyaan tentang laporan kemungkinan kemajuan menuju kesepakatan baru untuk pelepasan sandera, Netanyahu mengatakan "Hamas mengeluarkan berbagai syarat yang belum kita terima" tetapi jika kesepakatan yang layak memungkinkan, "itu akan dilakukan."

Saat ini, tambahnya dengan hati-hati, "Kami melihat kemungkinan, mungkin, untuk pergerakan." Tetapi dia juga menekankan: "Saya tidak ingin menaikkan harapan yang berlebihan."

Diperkirakan 129 sandera yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober masih berada di Gaza — tidak semuanya hidup — setelah 105 warga sipil dibebaskan dari tahanan Hamas selama gencatan senjata seminggu pada akhir November.

Empat sandera telah dibebaskan sebelumnya, dan satu diselamatkan oleh pasukan. Delapan sandera juga ditemukan tewas dan tiga sandera tewas karena keliru ditembak oleh militer.

Pasukan Pertahanan Israel telah mengkonfirmasi kematian 23 dari mereka yang masih ditahan oleh Hamas, dengan merujuk pada intelijen baru dan temuan yang diperoleh oleh pasukan yang beroperasi di Gaza.

Hamas juga masih memegang jenazah tentara IDF yang gugur Oron Shaul dan Hadar Goldin sejak 2014, serta dua warga sipil Israel, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, yang keduanya diyakini masih hidup setelah memasuki Jalur Gaza atas keinginan mereka masing-masing pada 2014 dan 2015.




Sumber : Times of Israel


BERITA LAINNYA



Close Ads x