Kompas TV internasional kompas dunia

Militer Israel Ternyata Memang Tak Siap Hadapi Serangan Kejutan, Aksi Hamas di 7 Oktober Jadi Bukti

Kompas.tv - 31 Desember 2023, 14:53 WIB
militer-israel-ternyata-memang-tak-siap-hadapi-serangan-kejutan-aksi-hamas-di-7-oktober-jadi-bukti
Para tentara Israel dalam sebuah operasi darat di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, Rabu, 22 November 2023. (Sumber: AP Photo/Victor R. Caivano)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Pasukan pertahanan Israel (IDF) ternyata memang tak siap untuk menghadapi terjadinya serangan kejutan.

Kurangnya rencana mereka untuk menghadapi aksi Hamas pada serangan 7 Oktober lalu.

Hal tersebut dilaporkan New York Times, Sabtu (30/12/2023), yang mengangkat cerita kegagalan operasi militer Israel untuk menghadapi serangan.

Laporan investigasi media Amerika Serikat itu berdasarkan wawancara dengan tentara aktif, mantan tentara, petugas dan pejabat.

Baca Juga: Netanyahu Paksakan Israel Berkuasa di Perbatasan Gaza-Mesir, Langsung Ancam Iran

Namun, beberapa dari mereka meminta berbicara secara anonim.

“Tak ada rencana pertahanan terhadap serangan kejutan,” kata mantan Wakil Kepala IDF Divisi Gaza kepada surat kabar tersebut dikutip dari The Times of Israel.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh eks Penasihat Keamanan Nasional Israel, Yaakov Amidror.

“Militer tak mempersiapkan diri untuk hal yang menurut mereka mustahil terjadi,” kata Amidror.

Banyak yang menunjuk kegagalan intelijen Israel yang gagal membaca serangan Hamas, yang dilaporkan membunuh 1.200 orang Israel dan menyandera 240 orang lainnya.

Tetapi aspek lain yang patut mendapat perhatian adalah respon yang lemah dan lambat terhadap serangan yang terjadi pada 7 Oktober dini hari itu.

Menurut New York Times, hal itu terbukti dari berbagai kegagalan dalam strategi pertahanan dan sistem komando, serta kontrol yang memungkinkan Hamas melakukan aksinya selama berjam-jam.

Laporan tersebut memberikan gambaran tentang militer Israel yang terlalu lama gagal memahami skala serangan tersebut.

Keadaan itu yang kemudian membuat mereka mengirimkan tim yang tidak memiliki perlengkapan memadai untuk menghadapi serangan massal.

Seperti diungkapkan New York Times, pengerahan pasukan pertama dilakukan pada pukul 7.43 pagi waktu setempat, ketika perintah dikeluarkan untuk semua pasukan darurat bergerak ke selatan.

Namun, ketika itu waktu menunjukkan sudah lebih dari satu jam setelah invasi Hamas.

Laporan itu juga menyoroti serangan Hamas ke Markas Divisi IDF di Re’im sebagai kunci kesuksesan serangan.

Dengan anggota Hamas menyerbu markas, para tentara dan komandan yang terkepung menemukan diri mereka mencoba bertahan ketimbang memimpin upaya pertempuran yang lebih besar.

Pensiunan tentara IDF, Mayor Jenderal Yom Tob Samia, yang merupakan eks kepala militer Komando Selatan, mengecam komando divisi serta pusat komando kedua Brigade Gaza yang dipertahankan di pangkalan yang sama.

Baca Juga: Ternyata Negara Kecil Ini yang Bakal Alami Tahun 2024 Pertama Kali di Dunia, Ada di Samudera Pasifik

Menurutnya, satu serangan efektif oleh Hamas bisa melumpuhkan semua struktur komando yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan semua aktivitas di wilayah itu.

“Di kamp yang sama, Anda memiliki ketiganya, di lokasi yang sama. Sungguh suatu kesalahan. Sebuah kesalahan,” katanya.

Laporan itu juga mencatat intelijen militer sebenarnya sudah menyadari tujuan jangka panjang Hamas adalah untuk merebut pangkalan pusatnya.

Tetapi IDF tak percaya bahwa Hamas mampu melakukan upaya tersebut.



Sumber : Times of Israel


BERITA LAINNYA



Close Ads x