Kompas TV internasional kompas dunia

Kapal Perang Inggris Tiba di Guyana saat Sengketa Perbatasan dengan Venezuela Memanas

Kompas.tv - 31 Desember 2023, 11:00 WIB
kapal-perang-inggris-tiba-di-guyana-saat-sengketa-perbatasan-dengan-venezuela-memanas
Peta Venezuela yang memasukkan wilayah Essequibo yang selama ini dikelola Guyana. Kapal perang Inggris HMS Trent tiba di Guyana Jumat sore, (29/12/2023) di tengah memanasnysengketa perbatasan antara Guyana dan Venezuela. Kunjungan HMS Trent memicu Venezuela untuk memulai latihan militer sehari sebelumnya di Karibia timur dekat perbatasannya dengan Guyana. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Deni Muliya

BOGOTA, KOMPAS.TV - Sebuah kapal perang Inggris tiba di Guyana pada Jumat (29/12/2023) di tengah meningkatnya ketegangan dari sengketa perbatasan antara bekas koloni Inggris tersebut dan Venezuela.

Kunjungan HMS Trent memicu Venezuela untuk memulai latihan militer sehari sebelumnya di Karibia timur dekat perbatasannya dengan Guyana, seperti yang dilaporkan Associated Press pada Sabtu (30/12/2023). 

Sengketa ini berfokus pada Essequibo, sebuah wilayah yang jarang dihuni seukuran Florida dan kaya akan minyak serta mineral.

Venezuela lama mengklaim wilayah tersebut dicuri ketika Eropa dan AS menetapkan batas.

Kementerian Luar Negeri Brasil menyatakan keprihatinan atas memanasnya situasi dan mendorong dua negara Amerika Selatan itu untuk kembali berdialog.

Brasil mengatakan, negara-negara lain sebaiknya menghindari aktivitas militer yang mendukung salah satu pihak.

Pernyataan Brasil mengajak Guyana dan Venezuela untuk tetap setia pada Deklarasi Argyle, sebuah kesepakatan yang ditandatangani awal bulan ini, di mana pemimpin mereka menyatakan akan menyelesaikan sengketa perbatasan melalui cara-cara non-kekerasan.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, kapal tersebut mengunjungi Guyana sebagai bagian dari serangkaian keterlibatan di wilayah tersebut dan kapal tersebut akan melakukan latihan dengan militer Guyana.

Di akunnya di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kapal tersebut memposting foto-foto pelaut menyambut duta besar Britania Raya untuk Guyana dan kepala staf Pasukan Pertahanan Guyana, Brig Gen Omar Khan.

Mereka dijamu makan siang resmi dan diberikan tur mengenai kemampuan kapal.

Baca Juga: Jokowi Ingin RI Tiru Guyana, dari Negara Miskin Lalu Berhasil Catatkan Pertumbuhan Ekonomi 62 Persen

Dalam wawancara dengan Associated Press, Khan mengatakan, operasi semacam itu tetap menjadi bagian penting dari spektrum kegiatan keamanan regional.

Ini sudah begitu di masa lalu dan akan terus berlanjut di masa depan. Pejabat enggan berkomentar mengenai sifat latihan tersebut.

Kapal perang ini umumnya digunakan untuk menangkap bajak laut dan penyelundup narkoba.

Baru-baru ini melakukan latihan bersama dengan armada beberapa negara di Afrika Barat.

Kapal perang itu dilengkapi dengan meriam, helikopter, dan drone, serta dapat membawa sekitar 50 marinir.

Sebelumnya pada Kamis malam, Presiden Guyana, Irfaan Ali mengatakan, Venezuela tidak perlu khawatir terhadap kegiatan kapal tersebut di perairan Guyana.

"Guyana telah lama terlibat dalam kemitraan dengan negara-negara regional dan internasional dengan tujuan meningkatkan keamanan internal," kata Ali.

"Kemitraan ini tidak mengancam siapa pun dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk bersifat agresif," imbuhnya.

Namun, Venezuela memulai latihan militer melibatkan 5.000 tentara di Karibia timur, dengan mengacu pada kunjungan kapal patroli Inggris.

Baca Juga: Eks Kepala Intelijen Venezuela Diekstradisi ke AS dari Spanyol, Bakal Didakwa Perdagangan Narkoba

Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh Guyana mengkhianati semangat Deklarasi Argyle.

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengintimidasi kami," ujar Maduro dikelilingi oleh komandan militer.

Ia menggambarkan keputusan Inggris mengirim kapal perang sebagai ancaman dari kekaisaran usang yang sudah memudar.

Guyana mengendalikan Essequibo selama beberapa dekade, tetapi Venezuela menghidupkan kembali klaim sejarahnya terhadap wilayah tersebut awal bulan ini melalui referendum, di mana para pemilih diminta apakah wilayah tersebut harus dijadikan negara bagian Venezuela.

Para kritikus Maduro mengatakan, pemimpin sosialis ini menghidupkan kembali sengketa perbatasan untuk menarik perhatian dari masalah internal negara ketika Venezuela bersiap menghadapi pemilihan presiden tahun depan. Boleh jadi ini maksud Maduro untuk maju di periode ketiga.

Pihak Venezuela juga mengatakan, negara tersebut menjadi korban konspirasi pencurian tanah pada tahun 1899.

Pada saat itu ketika Guyana masih menjadi koloni Inggris dan arbitrator dari Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat menetapkan batasnya.

Pejabat Venezuela juga berpendapat, sebuah perjanjian antara Venezuela, Britania Raya, dan koloni Inggris Guiana tahun 1966 untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara efektif membatalkan arbitrase asli.

Guyana berpendapat, perjanjian awal tersebut sah dan mengikat.

Meminta pengadilan tertinggi PBB pada tahun 2018 untuk mengukuhkannya, tetapi keputusan tersebut masih beberapa tahun lagi.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x