Kompas TV internasional kompas dunia

14 Tentara Israel Tewas di Gaza oleh Hamas Selama Akhir Pekan, Dukungan Publik Israel Makin Tipis

Kompas.tv - 25 Desember 2023, 07:00 WIB
14-tentara-israel-tewas-di-gaza-oleh-hamas-selama-akhir-pekan-dukungan-publik-israel-makin-tipis
Asap pengeboman Israel di Gaza, Minggu, (24/12/2023). Sebanyak 14 tentara Israel tewas dalam pertempuran di Gaza selama akhir pekan, demikian disampaikan militer Israel pada hari Minggu (24/12/2023), dalam beberapa hari pertempuran paling berdarah sejak serangan darat dimulai, menjadi tanda bahwa Hamas masih tetap sengit melawan meskipun berbulan-bulan serangan brutal Israel. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Sebanyak 14 tentara Israel tewas dalam pertempuran di Gaza selama akhir pekan, demikian disampaikan militer Israel pada hari Minggu (24/12/2023), dalam beberapa hari pertempuran paling berdarah sejak serangan darat dimulai, menjadi tanda bahwa Hamas masih tetap sengit melawan meskipun berbulan-bulan serangan brutal Israel.

Korban jiwa tersebut membawa total tentara yang tewas sejak pecahnya konflik Gaza menjadi 486 sejak 7 Oktober, menurut angka militer.

Jumlah kematian yang meningkat di kalangan tentara Israel kemungkinan menjadi faktor penting dalam menipisnya dukungan publik Israel terhadap perang yang telah menghancurkan sebagian Gaza, membunuh sekitar 20.400 warga sipil Palestina, dan mengungsikan hampir 85% dari 2,3 juta penduduk yang terkepung di wilayah tersebut.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas menyatakan 166 orang tewas di Gaza dalam satu hari terakhir.

Warga Israel tetap mendukung tujuan negara untuk menghancurkan kapabilitas pemerintahan dan militer Hamas serta melepaskan 129 tawanan yang masih tersisa.

Dukungan tersebut tetap relatif stabil meskipun tekanan internasional meningkat terhadap serangan Israel, serta meningkatnya jumlah kematian dan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan Palestina.

Namun, jumlah korban jiwa tentara yang terus bertambah, sebanyak 153 sejak serangan darat dimulai, dapat merusak dukungan tersebut. Kematian tentara adalah topik sensitif di Israel, yang mewajibkan pelayanan militer bagi sebagian besar orang Yahudi. Nama-nama tentara yang tewas saat menyerang Gaza diumumkan di bagian atas siaran berita setiap jam.

Sementara malam Natal tiba, asap masih membumbung di atas Gaza akibat pertempuran, sementara di Bethlehem, Tepi Barat, keheningan menyelimuti kota itu karena perayaan dibatalkan.

Baca Juga: Militer Hamas Hilang Kontak dengan Kelompok yang Tahan 5 Sandera Israel, Diduga Semuanya Tewas

Pasukan tentara Israel terlihat di dekat perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan, Minggu, 24 Desember 2023. Empat belas tentara Israel tewas di Gaza selama akhir pekan, kata militer Israel hari Minggu, (24/12/2023), tanda Hamas masih sengit melawan. (Sumber: AP Photo)

Keempat belas tentara Israel yang tewas hari Jumat dan Sabtu tewas di tengah dan selatan Gaza, menjadi tanda bahwa Hamas masih tetap melancarkan perlawanan sengit meskipun Israel mengklaim telah memberikan pukulan serius kepada kelompok itu.

Menurut Radio Angkatan Darat Israel, empat tentara tewas saat kendaraan mereka diserang oleh rudal anti-tank Hamas sementara lainnya tewas dalam pertempuran terpisah. Seorang tentara Israel tewas di utara akibat tembakan dari kelompok Hizbullah, yang terus melancarkan pertempuran tingkat rendah, meningkatkan ketakutan akan konflik regional yang lebih luas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, hari Minggu bersumpah melanjutkan perang di Gaza meskipun "harga yang sangat berat" bagi militer, "Pagi ini sulit, setelah hari pertempuran yang sangat sulit di Gaza," ujar Netanyahu dalam rapat kabinet di Tel Aviv.

"Perang ini menuntut harga yang sangat berat bagi kita; namun, kita tidak punya pilihan selain melanjutkan perjuangan," kata Netanyahu.

"Kita melanjutkan dengan kekuatan penuh sampai akhir, sampai kemenangan, sampai kita mencapai semua tujuan kita: penghancuran Hamas, pembebasan tawanan kita, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Negara Israel," ujarnya.

Terdapat kemarahan luas terhadap pemerintahan Netanyahu, yang banyak dikritik karena gagal melindungi warga sipil pada 7 Oktober dan mempromosikan kebijakan yang memungkinkan Hamas menguat selama bertahun-tahun. Netanyahu menghindari untuk menerima tanggung jawab atas kegagalan militer dan kebijakan.

Malam Sabtu, ribuan orang berunjuk rasa di Tel Aviv, seruan mereka bergema, "Bibi, Bibi, kita tidak menginginkanmu lagi," merujuk pada nama panggilan Netanyahu.

Serangan Israel menjadi salah satu kampanye militer paling merusak dalam sejarah baru-baru ini. Lebih dari dua pertiga dari 20.000 warga Palestina yang tewas adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x