Kompas TV internasional kompas dunia

WHO Ungkap Sekitar 300 Kematian Terjadi Setiap Hari di Gaza: Di Sana Neraka Dunia

Kompas.tv - 22 Desember 2023, 09:02 WIB
who-ungkap-sekitar-300-kematian-terjadi-setiap-hari-di-gaza-di-sana-neraka-dunia
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berpidato dalam Majelis Kesehatan Dunia ke-74 di Jenewa, Swiss, pada 24 Mei 2021. (Sumber: Xinhua/WHO/Christopher Black)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

JENEWA, KOMPAS.TV - Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengungkapkan sekitar 300 kematian terjadi setiap hari  di Gaza.

Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun menyebut Gaza sebagai neraka dunia.

Ia juga mengatakan dari 36 rumah sakit di sana, hanya sembilan yang berfungsi sebagian.

Baca Juga: Bintang Kriket Australia Pakai Ban Lengan Hitam Dukung Warga Palestina di Gaza, Terancam Disanksi

“Saya sampai tak bisa menghitung berapa banyak ketika saya pikir krisis di Gaza tidak bisa lebih menyeramkan lagi. Tetapi itu terjadi lagi,” ujar Ghebreyesus dikutip dari Palestine Chronicle.

Ia mengatakan sudah sekitar 20.000 orang terbunuh, dan kebanyakan anak-anak serta perempuan.

“Dan dengan lebih dari 52.000 orang (dan terus bertambah) menderita luka-luka yang mengancam jiwa dan mengubah hidup, dalam waktu 3 bulan ini adalah hal yang mengerikan, dan yang terpenting sebuah parodi kemanusiaan,” keluhnya.

“Sebuah horor tak akhir bagi mereka yang terjebak di apa yang disebut sebagai neraka dunia,” tambahnya.

Ghebreyesus pun menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan, dan ia mencantumkan poin-poin untuk menyimpulkan situasi saat ini.


 

“Kita saat ini tengah menyaksikan, rata-rata sekitar 300 kematian setiap hari ketika perang berkecamuk, sistem kesehatan yang hancur dengan hanya 9 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian, dan taka da satupun yang berfungsi di utara,” ujarnya.

Baca Juga: Geger Video Staf Senator AS Berhubungan Seksual Sesama Lelaki di Ruang Sidang, Publik Murka

Ia juga menambahkan banyaknya anak-anak yang menjadi yatim piatu setelah orang tuanya di bunuh, serta penyakit, kelaparan dan kekurangan air bersih, dan sanitasi yang menimbulkan risiko lebih lanjut selain bom dan peluru.

“Ruang kemanusiaan yang selalu berhaya dan terbatas untuk menyalurkan pasokan medis yang menyelamatkan jiwa,” katanya.

“Trauma kesehatan mental yang akan menghantui banyak orang selama bertahun-tahun. Pembantaian haarus dihentikan. Kami membutuhkan gencatan senjata sekarang,” sambungnya.



Sumber : Palestine Chronicle


BERITA LAINNYA



Close Ads x