Kompas TV internasional kompas dunia

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di Tanzania akibat Cuaca Ekstrem, 63 Orang Tewas

Kompas.tv - 5 Desember 2023, 13:58 WIB
banjir-dan-tanah-longsor-terjadi-di-tanzania-akibat-cuaca-ekstrem-63-orang-tewas
Warga terlihat berdiri di kota Katesh, di Tanzania, pada hari Minggu, 3 Desember 2023. Setidaknya 40 orang tewas dan 80 lainnya terluka akibat tanah longsor yang disebabkan oleh banjir di utara Tanzania, demikian dikatakan pejabat setempat, dengan peringatan bahwa jumlah korban akan bertambah. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

DODOMA, KOMPAS.TV - Setidaknya 63 orang tewas dalam bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Tanzania akibat hujan deras yang terjadi akhir pekan lalu.

Perdana Menteri Kassim Majaliwa mengungkapkan, bahwa bencana tersebut juga membuat 116 orang mengalami luka-luka.

“Kami di sini di depan mayat rekan-rekan kami. Kami telah kehilangan 63 orang yang kami cintai. Dari total korban yang hilang, 23 laki-laki dan 40 perempuan,” kata Majaliwa dalam upacara pemakaman di daerah bencana di Distrik Hanang, Tanzania utara dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/12/2023).

“Rekan-rekan warga Tanzania, ini adalah sebuah tragedi,” imbuhnya lagi.

Dalam kunjungannya ke daerah bencana tersebut, kata Majaliwa, tanah longsor telah menghancurkan separuh dari satu desa yang dia datangi.

Sementara itu, Ratu Sendiga, komisaris wilayah Manyara Utara, mengatakan bahwa jumlah korban tewas tanah longsor ini telah mencapai 68 orang.

Pada hari Minggu (3/12/2023) lalu, Sendiga mengatakan sekitar 100 rumah terendam di desa Katesh, sekitar 300 kilometer utara ibu kota, Dodoma, dan petugas penyelamat terus mencari orang-orang yang terkubur dalam lumpur.

Sebelumnya, Zuhura Yunus, juru bicara kantor kepresidenan, mengatakan pada Senin (4/12/2023) kemarin, banjir telah berdampak pada sedikitnya 1.150 rumah tangga dan 5.600 orang, dan 300 hektare lahan pertanian juga hancur.

Baca Juga: Melalui Pertamina, Presiden Ingin Tingkatkan Kerja Sama Energi di Tanzania

"Meskipun terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya penyelamatan karena jalan rusak dan lumpur serta kayu memenuhi jalan, pemerintah melakukan yang terbaik untuk mengatasinya,” tegas Yunus.

Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Tanzania ini menjadi bencana terbaru akibat cuaca ekstrem yang melanda negara-negara Afrika Timur seperti Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Sudan Selatan.

Sejak bulan Oktober lalu, ratusan orang telah tewas saat musim hujan mulai datang.

Banjir ini terjadi setelah periode kekeringan parah yang menyebabkan tanah di wilayah tersebut menjadi lebih kering dan kurang mampu menahan air sehingga meningkatkan risiko banjir bandang.

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan dalam KTT Iklim PBB COP28 di Dubai beberapa waktu lalu sempat menyoroti bahwa negara-negara miskin menghadapi risiko bencana akibat perubahan iklim.

Padahal, kata dia, negara-negara kaya di Barat yang harusnya memikul tanggung jawab atas sebagian besar emisi kumulatif yang mendorong perubahan iklim di dunia.

“Harus dikatakan, komitmen yang tidak terpenuhi mengikis solidaritas dan kepercayaan, serta mempunyai konsekuensi yang merugikan dan merugikan bagi negara-negara berkembang,” kata Samia Suluhu.

“Negara saya sendiri kehilangan 2 hingga 3 persen PDB-nya karena perubahan iklim," imbuhnya.

Baca Juga: Pidato Jokowi di KTT Perubahan Iklim COP28: Bicara Soal Emisi Karbon Hingga Transisi Energi


 

 



Sumber : Associated Press/Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x