Kompas TV internasional kompas dunia

Dokter dan Warga di RS Al-Shifa Gaza Bantah Klaim Netanyahu soal Tentara Israel Bantu Evakuasi Bayi

Kompas.tv - 13 November 2023, 10:04 WIB
dokter-dan-warga-di-rs-al-shifa-gaza-bantah-klaim-netanyahu-soal-tentara-israel-bantu-evakuasi-bayi
Foto satelit Rumah sakit Al Shifa Gaza 11 November 2023. Dokter, perawat dan warga yang terjebak di Al Shifa Gaza menolak klaim PM Israel Benyamin Netanyahu bahwa pasukannya membantu bayi dan warga dievakuasi hari Minggu, (12/11/2023), menyatakan penembakan terus terjadi di luar, inkubator terbengkalai tanpa listrik, dan suplai medis penting semakin tipis. (Sumber: Maxar / AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

KHAN YOUNIS, KOMPAS.TV — Dokter, perawat dan warga yang terjebak di rumah sakit Al - Shifa Gaza menolak klaim PM Israel Benyamin Netanyahu yang menyebutkan pasukannya membantu bayi dan warga dievakuasi hari Minggu, (12/11/2023).

Warga menyatakan penembakan terus berlangsung di luar rumah sakit di mana inkubator terbengkalai tanpa listrik, dan persediaan penting semakin menipis.

Bahkan PM Israel Benjamin Netanyahu menolak desakan untuk gencatan senjata kecuali itu termasuk pembebasan semua hampir 240 sandera yang ditangkap Hamas dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang.

Sehari setelah Netanyahu mengatakan Israel menghantam dengan "kekuatan penuh" untuk menghabisi kelompok Hamas yang 16 tahun memerintah Gaza, warga melaporkan serangan udara dan tembakan berat, termasuk di Rumah Sakit Shifa. Israel, tanpa memberikan bukti, menuduh Hamas menyembunyikan pos komando di dalam dan di bawah rumah sakit, tuduhan yang dibantah oleh Hamas dan staf rumah sakit.

"Mereka berada di luar, tidak jauh dari gerbang," kata Ahmed al-Boursh, seorang warga yang berlindung di sana.

Generator terakhir rumah sakit kehabisan bahan bakar pada hari Sabtu, menyebabkan kematian tiga bayi prematur dan empat pasien lainnya, menurut Kementerian Kesehatan. Dikatakan ada 36 bayi lain yang berisiko meninggal.

Militer Israel mengklaim telah menempatkan 300 liter bahan bakar dekat rumah sakit Shifa hari Minggu malam, (12/11/2023) untuk generator darurat yang memberi daya listrik pada inkubator bayi prematur dan mengkoordinasikan pengiriman dengan pejabat rumah sakit. Namun, militer Israel mengatakan Hamas mencegah rumah sakit menerima bahan bakar itu.

Baca Juga: Komite Internasional Palang Merah Desak Perlindungan Warga Gaza yang Dievakuasi Maupun Tetap Tinggal

Rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, RS Al Shifa. Dokter, perawat dan warga yang terjebak di Al Shifa Gaza menolak klaim PM Israel Benyamin Netanyahu bahwa pasukannya membantu bayi dan warga dievakuasi hari Minggu, (12/11/2023), menyatakan penembakan terus terjadi di luar, inkubator terbengkalai tanpa listrik, dan suplai medis penting semakin tipis. (Sumber: Hurriyet Daily)

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qidra, membantah keterangan Israel dan juga memberi tahu Al Jazeera bahwa bahan bakar itu tidak cukup untuk mengoperasikan generator selama satu jam, "Ini cemoohan terhadap pasien dan anak-anak," kata Al-Qidra seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Senin, (13/11/2023).

Berbicara dengan CNN, Netanyahu menegaskan sekitar "100 orang lebih" telah dievakuasi dari RS Shifa dan Israel telah menciptakan koridor aman.

Tetapi Wakil Menteri Kesehatan Munir al-Boursh mengatakan penembak jitu Israel ditempatkan di sekitar rumah sakit al Shifa, menembak pada setiap gerakan, "Ada yang terluka di rumah, dan kami tidak bisa mencapainya," katanya kepada Al Jazeera. "Kami bahkan tidak bisa menengok keluar dari jendela."

Militer Israel mengatakan pasukan akan membantu memindahkan bayi pada hari Minggu. Tetapi Medical Aid for Palestinians, badan amal berbasis di Inggris yang mendukung unit perawatan intensif neonatal Shifa, mengatakan memindahkan bayi yang sakit kritis itu rumit.

"Dengan ambulans tidak dapat mencapai rumah sakit... dan tidak ada rumah sakit yang punya kapasitas untuk menerima mereka, tidak ada indikasi bagaimana ini dapat dilakukan dengan aman," kata CEO Melanie Ward.

Opsi satu-satunya adalah agar Israel menghentikan serangan dan membiarkan bahan bakar masuk ke rumah sakit, kata Ward.

Baca Juga: Israel Bom Kompleks PBB di Gaza, Banyak Warga Sipil Tewas dan Terluka

Perawat di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza menggendong anak yang terluka akibat serangan udara Israel, Rabu (11/10/2023). Dokter, perawat dan warga yang terjebak di Al Shifa Gaza menolak klaim PM Israel Benyamin Netanyahu bahwa pasukannya membantu bayi dan warga dievakuasi hari Minggu, (12/11/2023), menyatakan penembakan terus terjadi di luar, inkubator terbengkalai tanpa listrik, dan suplai medis penting semakin tipis. (Sumber: Ali Mahmoud/Associated Press)

Kementerian Kesehatan mengatakan ada 1.500 pasien di Shifa, bersama dengan 1.500 personel medis dan antara 15.000 hingga 20.000 warga sipil, baik anak-anak, perempuan dan lansia yang mencari perlindungan.

Presiden Doctors Without Borders International, Christos Christou, mengatakan kepada "Face the Nation" di CBS bahwa dibutuhkan berminggu-minggu untuk mengevakuasi pasien.

Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter X mengatakan RS al Shifa sudah tiga hari tidak punya persediaan air bersih dan sudah "tidak berfungsi sebagai rumah sakit lagi." Beberapa kelompok kemanusiaan mengatakan kepada The Associated Press mereka tidak dapat mencapai rumah sakit pada hari Minggu.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan rumah sakit lain di Kota Gaza, Al-Quds, "tidak lagi beroperasi" karena kehabisan bahan bakar dengan 6.000 orang terjebak di sana. Pembangkit listrik tunggal Gaza mati sebulan yang lalu, dan Israel melarang impor bahan bakar untuk mencegah Hamas menggunakannya.

Seorang perempuan yang melarikan diri dari utara Gaza, Fedaa Shangan, mengatakan dia menjalani operasi caesar di Al-Quds: "Lukanya masih segar." Dia mengatakan tentara Israel di dekat rumah sakit "tidak peduli dengan pasien, anak-anak, perempuan, dan lansia. Mereka tidak peduli pada siapa pun."

"Kami tidak ingin melihat penembakan di rumah sakit di mana orang-orang tak bersalah, orang-orang yang tidak berdaya, orang-orang yang mencari perawatan medis terjebak di tengah tembakan," kata Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, kepada "This Week" di ABC.

Baca Juga: Menkes Palestina: Israel Usir Pasien RS al-Shifa Gaza ke Jalanan dan Tembaki Ruang ICU dengan Tank

Anak kecil dan perempuan korban serangan bom Israel di rumah sakit Al-Ahli di lantai di rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza. Dokter, perawat dan warga di Al Shifa menolak klaim PM Israel Benyamin Netanyahu bahwa pasukannya membantu bayi dan warga dievakuasi hari Minggu, (12/11/2023), menyatakan penembakan terus terjadi di luar, inkubator terbengkalai tanpa listrik, dan suplai medis penting semakin tipis. (Sumber: AP Photo)

"Tindakan internasional yang tegas diperlukan sekarang untuk menjamin gencatan senjata kemanusiaan segera" di tengah serangan terhadap perawatan kesehatan, direktur-direktur regional WHO dan lainnya mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa lebih dari separuh rumah sakit di Gaza telah ditutup.

Muhammed Zaqout, direktur rumah sakit di Gaza, mengatakan Kementerian Kesehatan tidak dapat memperbarui jumlah kematian sejak hari Jumat karena petugas medis tidak dapat mencapai daerah yang terkena bombardir Israel.

Netanyahu mengatakan, tanggung jawab atas seluruh warga sipil ada pada Hamas. Israel telah lama menuduh kelompok ini, yang beroperasi di lingkungan pemukiman padat, menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

Lebih dari 11.000 warga Palestina, dua pertiga di antaranya perempuan dan anak-anak, tewas sejak perang dimulai, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, yang tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militer. Sekitar 2.700 orang dilaporkan hilang.


 

Setidaknya 1.200 orang tewas di pihak Israel, sebagian besar adalah warga sipil yang tewas dalam serangan Hamas awalnya. Empat puluh enam prajurit Israel tewas di Gaza sejak serangan darat dimulai.

Sekitar 250.000 warga Israel dievakuasi dari komunitas di dekat Gaza, di mana militan Palestina masih menembakkan salvo roket, dan di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x