Kompas TV internasional kompas dunia

Makin Keras Kecam Israel, Erdogan Tegaskan Gaza Harus Jadi Bagian Negara Palestina Merdeka

Kompas.tv - 5 November 2023, 06:00 WIB
makin-keras-kecam-israel-erdogan-tegaskan-gaza-harus-jadi-bagian-negara-palestina-merdeka
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, hari Sabtu, (4/11/2023) tegas menyatakan Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina merdeka dan berdaulat usai perang Israel dan Hamas usai, dan tidak akan mendukung rencana apa pun dari siapa pun yang bertujuan "menghapus Palestina secara perlahan dari sejarah". (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tegas menyatakan Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina merdeka dan berdaulat usai perang Israel dan Hamas selesai, Sabtu (4/11/2023). Erdogan juga menyatakan tidak akan mendukung rencana apa pun dari siapa pun yang bertujuan "menghapus Palestina secara perlahan dari sejarah".

Dalam beberapa waktu terakhir, Turki semakin keras dalam kecaman terhadap Israel seiring memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza.

Turki mendukung solusi dua negara dan menjadi tuan rumah bagi anggota Hamas, yang tidak dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, sebuah pandangan yang berbeda dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara-negara Barat lainnya. Turki juga menyerukan gencatan senjata secepatnya dan menawarkan untuk menjadi penjamin upaya tersebut.

Erdogan, dalam pernyataannya kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Kazakhstan hari Jumat, sekali lagi mengecam negara-negara Barat yang mendukung Israel dan menyatakan kepercayaan Turki pada Uni Eropa sangat terguncang.

"Setelah semua ini selesai, kami ingin melihat Gaza sebagai wilayah yang damai yang menjadi bagian dari negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan perbatasan tahun 1967, dengan integritas wilayahnya, dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," ujar Erdogan, seperti yang dilaporkan oleh stasiun televisi Haberturk, Sabtu (4/11).

"Kami akan mendukung rumusan yang membawa perdamaian dan ketenangan ke wilayah tersebut. Kami tidak akan mendukung rencana-rencana yang akan semakin mengaburkan kehidupan rakyat Palestina dan secara perlahan menghapus mereka dari panggung sejarah."

Baca Juga: Turki Bergerak Seret Israel ke Pengadilan Pidana Internasional atas Tuduhan Kejahatan Perang

Kamp pengungsi Jabalia di Gaza usai dibom Israel, Rabu (1/11/2023). Presiden Turki, Tayyip Erdogan, hari Sabtu, (4/11/2023) tegas menyatakan Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina merdeka dan berdaulat usai perang Israel dan Hamas usai, dan tidak akan mendukung rencana apapun dari siapapun yang bertujuan "menghapus Palestina secara perlahan dari sejarah." (Sumber: Hatem Moussa/Associated Press)

Erdogan juga menambahkan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi akan mengunjungi Turki pada akhir November, dan ia akan menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) di Riyadh bulan ini untuk membahas gencatan senjata di Gaza.

Ia menegaskan Turki akan mendukung segala inisiatif yang memastikan Israel diadili atas kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia. Erdogan juga menekankan, kegagalan dalam hal ini akan merusak kepercayaan pada sistem global.


Jumlah kematian penduduk Palestina akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza mencapai 9.488 warga sipil, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza hari Sabtu (4/11/2023).

Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian tersebut melaporkan korban termasuk 3.900 anak-anak dan 2.509 perempuan, dengan 24.000 orang terluka.

Sebanyak 70% dari korban adalah anak-anak, perempuan, dan lansia. Kementerian juga mencatat 2.200 orang hilang tertimbun puing-puing termasuk 1.250 anak-anak sejak dimulainya agresi terhadap Gaza.

Selain itu, 150 tenaga kesehatan tewas dibunuh Israel, 27 ambulans hancur, dan lebih dari 105 lembaga kesehatan yang disengaja diserang oleh Israel, menyebabkan 16 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer tak dapat digunakan akibat diserang Israel dan kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan generator listrik.

 

 



Sumber : Anadolu / Haberturk


BERITA LAINNYA



Close Ads x