Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden Iran Peringatkan Israel, Sebut Serangan ke Gaza Sudah Kelewat Batas

Kompas.tv - 29 Oktober 2023, 22:05 WIB
presiden-iran-peringatkan-israel-sebut-serangan-ke-gaza-sudah-kelewat-batas
Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam konferensi pers bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 23 Mei 2023. Pada Minggu (29/10/2023), Raisi memperingatkan Israel bahwa serangan terus-menerusnya ke Gaza "mungkin akan memaksa semua orang" untuk bertindak. (Sumber: AP Photo/Achmad Ibrahim)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

 

TEHERAN, KOMPAS.TV - Presiden Iran Ebrahim Raisi, Minggu (29/10/2023), memperingatkan Israel bahwa serangan terus-menerusnya ke Gaza "mungkin akan memaksa semua orang" untuk bertindak. Ini adalah peringatan terbaru yang dikeluarkan oleh Teheran sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza.

"Kejahatan rezim Zionis telah melampaui batas merah, dan ini mungkin akan memaksa semua orang untuk bertindak," kata Raisi di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), Minggu.

"Washington meminta kita untuk tidak melakukan tindakan apapun, tetapi mereka terus memberikan dukungan yang luas kepada Israel," ujarnya.

"AS mengirim pesan kepada 'Poros Perlawanan', tetapi menerima respons yang jelas di medan perang," katanya.

Ia merujuk pada istilah yang sering digunakan oleh para pejabat Iran untuk merujuk kepada Republik Islam Iran dan sekutu-sekutunya seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan pasukan Syiah lainnya di Irak dan Suriah.

Meskipun belum dinyatakan dengan jelas oleh Raisi apa yang ia maksud dengan "respons yang jelas," tetapi sejak serangan Israel ke Gaza dimulai, terjadi serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah.

Selain itu, terjadi peningkatan baku tembak antara Hizbullah dan pasukan Israel di perbatasan Lebanon.

Iran yang memberikan dukungan finansial dan militer kepada Hamas, menyambut baik serangan ke Israel pada 7 Oktober dan menyebutnya sebagai "keberhasilan." Namun, Iran bersikeras mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut.

Menurut otoritas Israel, sebanyak 230 orang diambil sebagai sandera selama serangan tersebut.

Baca Juga: Korban Serangan Israel ke Jalur Gaza Tembus 8.000 Jiwa, Lebih dari Setengahnya Anak dan Perempuan

Jasad warga sipil Palestina korban pengeboman Israel di Gaza. (Sumber: AP Photo)

"Iran menganggapnya sebagai kewajiban untuk mendukung kelompok perlawanan, tetapi kelompok perlawanan independen dalam berpendapat, mengambil keputusan, dan melakukan tindakan mereka," kata Raisi dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Sabtu (28/10/2023).

Kutipan wawancara tersebut dirilis oleh kantor berita negara Iran, IRNA.

"Iran menilai Amerika Serikat sangat mengetahui kapasitas kami saat ini dan menyadari kapasitas tersebut mustahil untuk dikalahkan," tambahnya.

Pada saat yang sama, militer Israel terus mengintensifkan serangan udara di Gaza, termasuk di sekitar rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.

Sementara ribuan orang yang putus asa mencari makanan dan barang-barang dasar, memasuki gudang bantuan di wilayah Palestina yang telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007 itu.

Konektivitas internet dan telepon pulih untuk banyak orang pada Minggu setelah serangan Israel telah membuat terputusnya sebagian besar komunikasi di wilayah tersebut pada Jumat (27/10/2023) malam.

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Sabtu, menyebut serangan Israel ke Gaza yang sudah berlangsung selama tiga minggu sebagai perjuangan untuk eksistensi Israel.

Ia mengumumkan "tahap kedua" dalam serangan Israel ke Gaza dan menyatakan pihaknya bertekad untuk membawa kembali 229 orang yang disandera Hamas.

Sementara menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sudah lebih dari 8.000 orang telah tewas, setengahnya adalah anak-anak.

Di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang diduduki oleh Israel sejak 1967, lebih dari 110 warga Palestina telah tewas akibat kekerasan dan serangan oleh pasukan Israel.

Di Israel, dilaporkan lebih dari 1.400 orang tewas selama serangan mendadak oleh militan Hamas, termasuk setidaknya 310 tentara, menurut pemerintah Israel.

Hamas telah membebaskan empat dari dari 229 orang yang disandera.

Baca Juga: WHO Khawatir Israel Ancam Bom RS Al-Quds, Ada 12.000 Pengungsi Berlindung di Sana


 




Sumber : France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x