Kompas TV internasional kompas dunia

Berselisih soal Pendudukan Palestina, Israel Tolak Visa Pejabat PBB hingga Wasekjen Martin Griffiths

Kompas.tv - 25 Oktober 2023, 15:13 WIB
berselisih-soal-pendudukan-palestina-israel-tolak-visa-pejabat-pbb-hingga-wasekjen-martin-griffiths
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di markas PBB di New York, Selasa (24/10/2023). (Sumber: Seth Wenig/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Fadhilah

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perselisihan antara Israel dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meruncing usai Tel Aviv tidak terima dengan pernyatan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres soal pendudukan Israel atas Palestina.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyebut bahwa pihaknya tidak akan memberi visa untuk pejabat-pejabat PBB.

Bahkan, Erdan mengklaim, pihaknya telah menolak visa untuk Wasekjen PBB Martin Griffiths. Diplomat berkebangsaan Inggris Raya ini adalah wakil sekjen PBB yang mengurus bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Israel Tuntut Sekjen PBB Mundur, Tak Terima Soal Genjatan Senjata dan Pelanggaran Hukum

Gilad Erdan mengaku, pihaknya tidak terima dengan komentar Sekjen Antonio Guterres terkait serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Sebelumnya, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (24/10/2023), Guterres menyebut serangan Hamas tidak muncul "dari kekosongan", merujuk pendudukan Israel atas Palestina. 

"Karena pernyataannya (Guterres), kami akan menolak menerbitkan visa untuk perwakilan-perwakilan PBB," kata Erdan kepada Israel Army Radio via Al Jazeera, Rabu (25/10).

"Kami telah menolak visa untuk Wakil Sekretaris Jenderal (PBB) Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths. Ini waktunya memberi mereka pelajaran," lanjutnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Israel menolak seruan banyak negara untuk merespons serangan Hamas secara "proporsional."

Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menyebut bahwa pihaknya akan "menghancurkan Hamas hingga anggota terakhir."

Antonio Guterres pun mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober lalu dan mendesak pembebasan semua sandera.

Namun, diplomat asal Portugal itu juga menegaskan bahwa pendudukan dan kekerasan di Palestina juga harus diakui.

"Penting juga untuk mengakui bahwa serangan-serangan oleh Hamas tidak muncul dari kekosongan," kata Guterres dikutip laman resmi Sekjen PBB.

"Bangsa Palestina telah mengalami 56 tahun pendudukan yang mencekik. Mereka melihat tanah mereka terus-menerus ditelan permukiman (Israel) dan dijangkiti kekerasan, ekonomi mereka tercekik, penduduk mereka terusir dan rumah-rumah mereka dihancurkan," lanjutnya.

Baca Juga: Menlu Retno Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Minta Dewan Keamanan PBB Lebih Manusiawi



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x