Kompas TV internasional kompas dunia

China Kini Memiliki 500 Hulu Ledak Nuklir, Diduga Targetkan 1.500 Buah pada 2035

Kompas.tv - 20 Oktober 2023, 11:46 WIB
china-kini-memiliki-500-hulu-ledak-nuklir-diduga-targetkan-1-500-buah-pada-2035
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat Pentagon mengatakan senjata nuklir China diperkirakan naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 1.500 hulu ledak tahun 2035, dalam laporan Pentagon hari Selasa, (29/11/2022) (Sumber: Bloomberg)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - China dilaporkan saat ini memiliki 500 hulu ledak nuklir sebagai upaya pembangunan senjata nuklir.

Jumlah tersebut terungkap berdasarkan laporan baru yang dikeluarkan oleh Pentagon.

Dalam laporannya Pentagon mengatakan pengembangan itu sebagai usaha untuk memodernisasi dan mengubah kekuatannya agar sesuai dengan kemampuan militer Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Unit Pasukan Tempur Marinir AS ke Perairan di Dekat Palestina Jelang Serbuan Darat Israel ke Gaza

Penilaian terakhir dari Departemen Peratahanan AS tersebut, China telah meningkatkan kemampuan persenjataan hulu ledak nuklir dari 400 buah pada 2021, menjadi 500 buah pada Mei tahun ini.

Dikutip dari NRP, Pentagon memperkirakan China menargetkan sekitar 1.500 hulu ledak nuklir pada 2035.

“Jadi, jumlah tersebut berada di jalur yang melampaui beberapa proyeksi kami sebelumnya,” ujar seorang pejabat senior pertahanan AS yang memberikan pengarahan kepada wartawan pekan ini.

Laporan itu juga memproyeksikan China akan memiliki 1.000 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada 2030, dan mungkin juga mengembangkan hulu ledak non-nuklir yang dapat menjangkau sebagian wilayah Amerika Serikat.

Pada 2020, China meulai mengintensifkan program hulu ledak nuklir, membangun ratusan silo nuklir di wilayahnya.

Selain itu, mereka juga mempercepat pengembangan kepala nuklir baru dan peluncuran.

Baca Juga: Palestina: Israel Lakukan "Pembantaian Baru" saat Serang Gereja Ortodoks di Gaza

Laporan tahunan mengenai China dimulai pada 2000, dan meski saat ini pertempuran lebih banyak di Ukraina dan kini di Timur Tengah.

Pentagon tetap melakukan penilaian lebih dekat ke China karena kekhawatiran keamanan nasional AS.

Laporan ini muncul setelah tensi yang terus meninggi pada kondisi di Selat Taiwan, yang China klaim sebagai provinsi yang kabur, dan berjanji akan merebutnya kembali suatu hari nanti.



Sumber : Anadolu Agency


BERITA LAINNYA



Close Ads x