Kompas TV internasional kompas dunia

Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Tiba di Armenia, Ratusan Ribu Diklaim akan Menyusul

Kompas.tv - 25 September 2023, 05:35 WIB
rombongan-pertama-pengungsi-nagorno-karabakh-tiba-di-armenia-ratusan-ribu-diklaim-akan-menyusul
Iring-iringan mobil yang membawa rombongan pertama yang berisi sekitar 30 orang dari Nagorno-Karabakh ke Armenia, parkir di sebuah pos pemeriksaan di dekat Desa Kornidzor di wilayah Syunik, Armenia, Minggu, 24 September 2023. Rombongan pertama pengungsi dari Nagorno-Karabakh telah tiba di Armenia, kata pejabat setempat, Minggu. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

YEREVAN, KOMPAS.TV - Rombongan pertama pengungsi dari Nagorno-Karabakh telah tiba di Armenia, kata pejabat setempat, Minggu (24/9/2023), setelah blokade selama sepuluh bulan dan serangan militer kilat bulan ini menyebabkan Azerbaijan menguasai kembali wilayah separatis tersebut.

Otoritas separatis etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengeklaim ratusan ribu pengungsi lainnya akan menyusul.

Ribuan orang dievakuasi dari kota-kota dan desa-desa yang terkena dampak pertempuran terbaru dan dibawa ke kamp pasukan penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh.

Kelompok pertama sekitar 30 orang tiba di wilayah Syunik Armenia dari Nagorno-Karabakh, kata Karen Balyan, penasihat gubernur Syunik, kepada media Armenia, Minggu, seperti dilaporkan Associated Press.

Otoritas separatis etnis Armenia di Nagorno-Karabakh juga mengumumkan pasukan penjaga perdamaian Rusia akan menemani siapa pun yang ingin meninggalkan wilayah tersebut dan pergi ke Armenia.

Pada saat yang sama, 24 ambulans membawa 23 orang yang mengalami luka parah selama dua hari pertempuran yang menewaskan dan melukai puluhan orang dari Nagorno-Karabakh ke Armenia, kata Kementerian Kesehatan negara itu.

David Babayan, penasihan Samvel Shahramanyan, presiden Republik Artsakh yang memproklamasikan negara mereka secara sepihak di Nagorno-Karabakh, mengeklaim mayoritas rakyatnya memilih meninggalkan wilayah tersebut.

"Rakyat kami tidak ingin tinggal sebagai bagian dari Azerbaijan. 99,9 persen lebih memilih meninggalkan tanah sejarah kami," kata Babayan, seperti dilaporkan The Straits Times, Minggu.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia, yang didukung oleh militer Armenia, dalam pertempuran separatis yang berakhir pada 1994 silam.

Selama perang enam minggu pada 2020, Azerbaijan merebut kembali sebagian wilayah Nagorno-Karabakh beserta wilayah sekitarnya yang diklaim oleh pasukan Armenia selama konflik sebelumnya.

Gencatan senjata yang dimediasi Rusia mengakhiri perang tersebut. Sekitar 2.000 personel pasukan penjaga perdamaian Rusia dikirim ke wilayah tersebut untuk mengawasi gencatan senjata.



Sumber : Associated Press, The Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x