Kompas TV internasional kompas dunia

Saat Presiden Gabon Ali Bongo Minta Pertolongan Usai Jadi Tahanan Rumah setelah Kudeta Militer

Kompas.tv - 31 Agustus 2023, 07:49 WIB
saat-presiden-gabon-ali-bongo-minta-pertolongan-usai-jadi-tahanan-rumah-setelah-kudeta-militer
Presiden Gabon, Ali Bongo meminta pertolongan setelah jadi tahanan rumah usai kudeta militer Gabon, Rabu (30/8/2023) (Sumber: BBC)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

LIBREVILLE, KOMPAS.TV - Kudeta militer Gabon membuat Presiden Ali Bongo menjadi tahanan rumah.

Presiden yang berkuasa di salah negara Benua Afrika sejak 2009 tersebut pun meminta pertolongan dari kediamannya.

Berbicara pada Rabu (30/8/2023), Ali Bongo meminta pertolongan dan menyerukan pendukungnya untuk meningkatkan suaranya.

Sebelumnya perwira militer Gabon muncul di TV dan mengatakan mereka telah mengambilalih kekuasaan.

Baca Juga: Kudeta Gabon, Militer Gulingkan Pemerintahan yang Berkuasa 56 Tahun

Dikutip dari BBC, para perwira militer telah membatalkan hasil pemilihan umum Sabtu (26/8), di mana Bongo keluar menjadi juara.

Tetapi pihak oposisi memengeklaim hasil pemilihan umum tersebut telah direkayasa.

Para perwira juga mengatakan, mereka telah menangkap putra Bongo dengan tuduhan pengkhianatan.

“Putra saya di sutau tempat, istri saya di tempat lainnya. Tak ada tang terjadi. Saya tak tahu apa yang terjadi,” kata Bongo dalam pesan video, sebelum kemudian ia meminta pertolongan.

Militer Gabon kemudian mengungkapkan Bongo akan diganti oleh kepala pengawal Presiden, Jenderal Brice Oligui Nguema.


Pihak militer mengatakan pada Kamis (31/8), bahwa warga Gabon bebas untuk melakukan kegiatan mereka antara pukul 6 pagi hingga 6 malam.

Tetapi larangan berkendaraan hingga saat ini masih dilakukan.

Kudeta ini sekaligus mengakhiri 56 tahun kekuasaan keluarga Bongo di Gabon.

Pasalnya, sebelum Ali Bongo berkuasa, sang ayah Omar Bongo merupakan Presiden Gabon sejak 1967.

Militer Gabon dalam pernyataannya di TV mengungkapkan mereka menggagalkan hasil pemilu dan membubarkan semua institusi di negara itu.

Baca Juga: Rusia Balas Hantam Ukraina, Kiev Digempur Serangan Udara Besar-besaran yang Tewaskan Dua Orang

Pihak militer menegaskan mereka tak menerima hasil pemilu dan menegaskan mengambilalih kekuasaan demi mempertahankan perdamaian.

Mereka menambahkan perbatasan negara juga akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Kudeta militer ini menjadi yang berikutnya terjadi di Afrika setelah di Niger yang juga terjadi pada tahun ini.

Sebelumnya pada beberapa tahun terakhir, Burkina Faso, Mali dan Afrika Tengah juga mengalami kudeta militer.




Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x