Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden Serbia Puji Putin Setinggi Langit Usai Hentikan Kudeta Wagner, Terkesan dengan Reaksinya

Kompas.tv - 26 Juni 2023, 10:30 WIB
presiden-serbia-puji-putin-setinggi-langit-usai-hentikan-kudeta-wagner-terkesan-dengan-reaksinya
Presiden Rusia, Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Serbia, Alexander Vucic di Belgrade, 17 Januari 2019. (Sumber: AP Photo/Darko Vojinovic, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

BELGRADE, KOMPAS.TV - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic,  memuji Presiden Rusia Vladimir Putin setinggi langit karena hentikan kudeta Wagner.

Pada Minggu (25/6/2023), Vucic mengungkapkan Putin berhasil menghindarkan Rusia dari kemungkinan terburuk.

Vucic menegaskan reaksi dari Putin yang berhasil membuat kudeta dari kelompok tentara bayaran pimpinan Yevgeny Prigozhin itu bisa dibatalkan.

Baca Juga: Dibuang ke Belarusia Usai Batalkan Kudeta Wagner, Keberadaan Yevgeny Prigozhin Tak Diketahui

“Putin berhasil menghentikannya kemarin dengan usaha pribadi dan posisinya yang teguh, serta berkemauan keras,” kata Vucic dikutip dari TASS.

“Tidak ada orang lain yang hidup hari ini mampu menghentikannya,” sambung presiden negara pecahan Yugoslavia tersebut.

Vucic tak mengecilkan usaha Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, yang memberikan kontribusi untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Tetapi menurutnya, Putin yang harus dipuji karena resolusi akhirnya.

“Semuanya berakhir berkat reaksi keras dari Presiden Putin. Itu sangat tegas, jelas, dan tepat,” ujar Vucic.

Sebelumnya pada Jumat (23/6/2023), pimpinan prajurit paramiliter Wagner, Yevgeny Prigozhin,  mengungkapkan kemarahannya dalam sebuah pesan audi di Telegram.

Ia menuduh pemimpin militer Rusia telah membunuhi pasukan Wagner dengan penyerangan.

Prigozhin pun bersumpah akan melakukan pembalasan.

Menurut Dinas Keamanan Rusia (FSB), itu merupakan usaha pemberontakan bersenjata oleh Prigozhin.


Mereka kemudian meminta para prajurit Wagner untuk menangkap pemimpin besarnya tersebut.

Prigozhin bersama Wagner kemudian bergerak kembali ke Rusia dan sempat menduduki markas militer serta lapangan terbang di Rostov yang disebut sebagai upaya kudeta.

Namun, pergerakan mereka ke Moskow terhenti meski dilaporkan sudah berjarak 200 kilometer dari ibu kota.

Baca Juga: AS: Pemberontakan Wagner Bukti Nyata Perpecahan di Kepemimpinan Putin

Hal tersebut dikarenakan adanya kesepakatan antara Pemerintah Rusia dan Prigozhin.

Kesepakatan tersebut dilaporkan adanya campur tangan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko.

Prigozhin pun kemudian “dibuang” ke Belarusia sebagai bagian perjanjian.



Sumber : TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x