Kompas TV internasional kompas dunia

Xi Jinping Mendadak Terima Menlu AS Antony Blinken di Beijing, Ini yang Dibicarakan

Kompas.tv - 19 Juni 2023, 19:51 WIB
xi-jinping-mendadak-terima-menlu-as-antony-blinken-di-beijing-ini-yang-dibicarakan
Pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken (kiri) dan Presiden China Xi Jinping pada Senin (19/6/2023) di Beijing, mencuri perhatian dunia, karena digelar tanpa perencanaan resmi jauh-jauh hari. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

BEIJING, KOMPAS.TV - Pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Senin (19/6/2023), mencuri perhatian dunia karena digelar tanpa perencanaan resmi jauh-jauh hari.

The Associated Press melaporkan, kunjungan Menlu AS yang berisiko tinggi secara diplomatik selama dua hari ke Beijing itu bertujuan untuk meredakan ketegangan yang kian memuncak antara kedua negara.

Keduanya bertemu selama 35 menit di balai rakyat yang megah, namun hingga satu jam sebelumnya, tidak ada konfirmasi resmi tentang pertemuan tersebut. Seperti yang diumumkan oleh pejabat Departemen Luar Negeri AS.

Dalam rekaman pertemuan yang dirilis oleh stasiun TV resmi China, CCTV, Xi terdengar berkata, "Kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan pemahaman yang sama yang telah dicapai oleh Presiden Biden dan saya di Bali."

Pada pertemuan sebelumnya antara Blinken dan pejabat tinggi China, keduanya menunjukkan keinginan untuk berdialog.

Namun, tak ada tanda-tanda keduanya akan mengubah sikap mengenai perselisihan mereka mengenai perdagangan, Taiwan, kondisi hak asasi manusia di China dan Hong Kong, hingga ketegasan militer China di Laut China Selatan dan perang Rusia di Ukraina.

Xi menyatakan mereka mencapai kemajuan dan kesepakatan tentang "beberapa isu tertentu" tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Ini sangat bagus," kata Xi dengan senyum.

"Dengan kunjungan ini, saya berharap, Bapak Menteri (Blinken), Anda akan memberikan kontribusi positif yang lebih besar dalam menstabilkan hubungan China-AS," tambah Xi, menunjukkan harapannya terhadap Blinken.

Baca Juga: Menlu AS Anthony Blinken Kunjungi China, Sinyal Perdamaian?

Pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dengan Presiden China Xi Jinping pada Senin (19/6/2023) di Beijing, mencuri perhatian dunia, karena digelar tanpa perencanaan resmi jauh-jauh hari. (Sumber: AP Photo)

Blinken dan pejabat-pejabat AS lainnya menilai kemungkinan tercapainya terobosan signifikan dalam isu-isu yang paling rumit dihadapi oleh kedua ekonomi terbesar di dunia ini, sangatlah rendah.

Mereka lebih menekankan pentingnya kedua negara untuk membentuk dan memelihara saluran komunikasi yang lebih baik.

Blinken menjadi pejabat AS paling tinggi yang mengunjungi China sejak Presiden Joe Biden menjabat. Dia adalah menteri luar negeri AS pertama yang melakukan kunjungan ini dalam lima tahun terakhir.

Kunjungannya diharapkan akan membuka pintu bagi putaran kunjungan pejabat tinggi AS dan China yang baru, bahkan mungkin termasuk pertemuan antara Xi dan Biden dalam beberapa bulan mendatang.

Menurut pejabat AS, sebelumnya pada Senin, Blinken bertemu dengan diplomat utama China, Wang Yi, selama sekitar tiga jam.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri China menulis kunjungan Blinken "terjadi pada saat yang kritis dalam hubungan China-AS, dan saat ini harus membuat pilihan antara dialog atau konfrontasi, kerja sama atau konflik."

Mereka menyalahkan "persepsi yang keliru oleh pihak AS terhadap China, sehingga berujung pada kebijakan yang salah terhadap China" atas kondisi "titik terendah" saat ini dalam hubungan kedua negara.

Mereka menyatakan AS punya tanggung jawab membuat "penurunan hubungan China-AS yang meluas untuk mengembalikannya ke jalur yang sehat dan stabil," dan Wang "menuntut agar AS menghentikan teori 'ancaman China' yang kerap terdengar menggebu-gebu, mencabut sanksi sepihak yang ilegal terhadap China, menghentikan penindasan perkembangan teknologi China, dan menahan diri dari campur tangan sewenang-wenang dalam urusan internal China."



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x