Kompas TV internasional kompas dunia

Zelenskyy Mengaku Tidak Diberi Peringatan dari AS tentang Bocornya Dokumen Rahasia Perang Ukraina

Kompas.tv - 3 Mei 2023, 22:00 WIB
zelenskyy-mengaku-tidak-diberi-peringatan-dari-as-tentang-bocornya-dokumen-rahasia-perang-ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeklaim Washington tidak memberi peringatan kepada Kiev mengenai dokumen rahasia yang bocor ke ruang obrolan internet berisi informasi sensitif tentang upaya perang Ukraina, sebelum berita tersebut tersebar di media bulan lalu. (Sumber: President.gov.ua)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeklaim Washington tidak memberi peringatan kepada Kiev mengenai dokumen rahasia yang bocor ke ruang obrolan internet berisi informasi sensitif tentang upaya perang Ukraina, sebelum berita tersebut tersebar di media bulan lalu.

France24 melaporkan pada Rabu (3/5/2023), pelanggaran keamanan yang memalukan itu mengungkapkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) tentang serangan balik pasukan Kiev terhadap pasukan Rusia serta kekhawatiran tentang pertahanan udara Ukraina.

"Saya tidak menerima informasi dari Gedung Putih atau Pentagon sebelumnya," kata Zelensky kepada Washington Post dalam wawancara di Kiev, Senin (1/5), seperti dikutip France24.

"Kami tidak punya informasi itu. Saya secara pribadi tidak. Ini pasti cerita yang buruk," katanya, menyebut situasinya "tidak menguntungkan".

Berbicara di CNN, Sekretaris Pers Pentagon Pat Ryder tidak mengonfirmasi ataupun membantah klaim Zelenskyy, hanya menegaskan bahwa Washington tetap "berkomitmen untuk bekerja sangat erat dengan Ukraina dan sekutu internasional kami untuk memastikan bahwa mereka punya bantuan keamanan yang mereka butuhkan untuk dapat membela negara mereka."

Jack Teixeira, seorang spesialis TI berusia 21 tahun anggota Garda Nasional Angkatan Udara AS, dituduh mengunggah materi rahasia secara online dalam kebocoran pemerintah yang paling merusak dalam satu dekade.

Bulan lalu, dia ditangkap dan didakwa atas dua tuduhan dalam pelanggaran tersebut, yang Pentagon katakan menimbulkan "risiko sangat serius" terhadap keamanan nasional.

Baca Juga: Terungkap Sosok Diduga Membocorkan Dokumen Rahasia AS, Ternyata Anggota Intelijen Garda Nasional

Ilustrasi dokumen rahasia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeklaim Washington tidak memberi peringatan kepada Kiev mengenai dokumen rahasia yang bocor ke ruang obrolan internet berisi informasi sensitif tentang upaya perang Ukraina, sebelum berita tersebut tersebar di media bulan lalu. (Sumber: Absolut Vision via Unsplash)

"Ini tidak menguntungkan bagi reputasi Gedung Putih, dan saya percaya ini tidak menguntungkan bagi reputasi AS," kata Zelenskyy kepada Washington Post.

Dokumen tersebut juga berisi informasi tentang korban tewas dan kerugian peralatan pasukan Rusia dan Ukraina, detail tentang penerbangan pengamatan NATO di atas Laut Hitam, dan laporan yang menunjukkan bahwa AS telah melakukan pengintaian terhadap sekutu dekat Ukraina.

"Segala sesuatu yang memberi tahu musuh kami di muka adalah minus bagi kami," kata Zelensky kepada Washington Post, sambil menolak mengonfirmasi atau membantah kebenaran materi yang bocor ke publik.

Menurut surat kabar tersebut, Zelensky mengatakan dirinya harus memprioritaskan upaya perang yang lebih besar daripada perasaan pribadi tentang kurangnya komunikasi AS, yang sudah menyumbangkan miliaran dolar dalam dukungan sejak serangan Rusia bulan Februari 2022.

"Saya tidak bisa mempertaruhkan negara kami," katanya kepada Washington Post, "Di mana saya bisa berbicara dengan jujur, saya melakukannya. Tapi ada risiko tinggi," tambahnya.

Teixeira diduga mengunggah dokumen-dokumen tersebut, beberapa di antaranya bertanggal baru-baru ini pada awal Maret, ke dalam grup obrolan pribadi di platform media sosial Discord selama beberapa bulan.

Beberapa dokumen kemudian muncul di situs lain, termasuk Twitter, 4Chan, dan Telegram, dengan beberapa dokumen menunjukkan bahwa Washington sepertinya telah melakukan penyadapan terhadap sekutu-sekutunya, seperti Israel dan Korea Selatan.


 

 

 



Sumber : Washington Post/France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x