Kompas TV internasional kompas dunia

Elon Musk Buka-bukaan, Bela Diri atas Pemecatan Massal Karyawan Twitter

Kompas.tv - 14 April 2023, 11:35 WIB
elon-musk-buka-bukaan-bela-diri-atas-pemecatan-massal-karyawan-twitter
Pemilik Twitter, Elon Musk. Musk membela diri atas keputusan pemecatan massal di Twitter saat diwawancarai BBC, Selasa (11/4/2023). (Sumber: AP Photo/Benjamin Fanjoy, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

LONDON, KOMPAS.TV - Pemilik Twitter, Elon Musk buka-bukaan mengenai apa yang dirasakannya sejak mengakuisisi Twitter pada April 2022.

Dalam wawancaranya dengan James Clayton dari BBC, Selasa (11/4/2023), Musk membicarakan mengenai pembelaan dirinya atas pemecatan massal karyawan Twitter.

Musk secara bercanda mengungkapkan Twitter adalah nirlaba terbesar di dunia, sesuatu yang ia ulangi dalam wawancara tersebut.

Menurutnya, ketika ia mengakuisisi Twitter, pendapatannya sama dengan pengeluarannya sebelum memperhitungkan pembayaran utangnya.

Baca Juga: New York Tunjuk Pejabat yang Disebut “Tsar Tikus”, Demi Kurangi Populasi Musuh Nomor Satu Kota

Tambahkan ke penurunan besar dalam pendapatan, yang terjadi setelah ia melakukan pengambilalihan adalah ternyata Twitter memiliki utang mencapai 3 miliar dolar AS atau setara Rp44 triliun

Oleh sebab itu, dengan waktu empat bulan ia harus bertindak karena uangnya yang di bank tinggal 1 miliar dolar AS (Rp14 triliun).

Ia menegaskan perusahaannya hanya memiliki waktu empat bulan sebelum mereka akan bangkrut.


 

“Jadi kecuali tindakan drastis dilakukan secepatnya, perusahaan ini akan mati. Ini akan dimiliki bank,” ujar Musk dalam wawancara tersebut dikutip dari AS.

Baca Juga: Polisi Israel yang Bunuh Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa Tak Bersalah, Anggota Parlemen Arab Murka

Ia menegaskan bagian dari tindakan drastis itu adalah merumahkan ribuan karyawan dari atas ke bawah.

Musk mengatakan, Twitter saat ini memiliki 1.500 karyawan tersisa, dari 7.800 orang atau lebih sebelum ia mengambil alih.

Berdasarkan jumlah tersebut, lebih dari 80 persen tenaga kerja yang telah dipecat.

“Ibaratnya jika seluruh kapal tenggelam lalu tidak ada yang punya pekerjaan,” ujarnya membenarkan PHK massal tersebut.



Sumber : AS


BERITA LAINNYA



Close Ads x