Kompas TV internasional kompas dunia

Kisah Kerabat Dekat Kim Jong-Un Membelot dari Korea Utara, Akibat Merasakan Kebebasan

Kompas.tv - 3 Maret 2023, 10:14 WIB
kisah-kerabat-dekat-kim-jong-un-membelot-dari-korea-utara-akibat-merasakan-kebebasan
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dengan putrinya, Kim Ju-ae di depan tentara Korea Utara. (Sumber: Sky News)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Seorang kerabat dekat dari keluarga pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un memutuskan untuk membelot dari negaranya.

Oh Hye-sun lahir dari lingkaran elit kepemimpinan dinasti Korea Utara.

Ia selalu menganggap keberadaannya di Korea Utara istimewa, namun setelah merasakan kebebasan di luar negeri ia memutuskan membelot.

Saat memutuskan untuk membelot, Oh berusaha meyakinkan suaminya, Thae Yong-ho, Ketika masih menjadi wakil Duta Besar Korea Utara di London, untuk menyerahkan tempat mereka di rezim Pyongyang demi anak-anaknya.

Baca Juga: Ini Cara Kim Jong-Un Hadapi Krisis Pangan di Korea Utara, Apa Saja?

“Saya tak pernah ingin Kembali ke Korea Utara, dan dipertanyakan kenapa rakyat Korea Utara harus hidup di kehidupan yang berat,” ujarnya dikutip dari Buenos Aires Times.

Ia mengatakan beberapa tahun ditempatkan di Eropa, seperti Denmark, Swedia dan Inggris, membuat keluarganya merasakan kehidupan yang berbeda.

“Jika ada surga, pasti di sini,” kata Oh mengingat apa yang diingatnya saat pertama kali tiba di London.

Oh sendiri sebelumnya merupakan bagian dari aristokrat Korea Utara, di mana leluhurnya merupakan jenderal terkenal Korea Utara yang berjuang Bersama Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un, melawan Jepang pada 1930-an.

Meski memiliki kelebihan itu, Oh mengaku dirinya masih mengalami ketakutan terhadap penguasa.

“Tak ada yang lain kecuali keluar Kim yang memiliki hak istimewa, dan Ketika anak-anak saya belajar tentang kebebasan dan demokrasi saat tinggal di luar negeri, saya menyadari taka da masa depan bagi mereka di Korea Utara,” tambahnya.

Putra sulung Oh, Thae Juhyok, memiliki masalah Kesehatan kronis termasuk sindrom nefrotik, kondisi yang dapat menyebabkan masalah ginjal yang mengancam jiwa jika tak ditangani.

Sementara itu, mendapat perawatan hampir tak mungkin dalam sistem kesehatan Pyongyang yang buruk, salah satu yang terburuk di dunia, di mana dokter harus disuap untuk melakukan apa saja.

Selain itu, obat-obatan penting kerap tidak tersedia,

Oh mengatakan itu membuka ketika keluarga pertama kali tiba di London pada 2004, sehingga bisa memenuhi syarat untuk Layanan Kesehatan Nasional.

Putranya pun segera mendapatkan perawatan gratis di salah satu fasilitas medis terbaik di kota itu.

Ia juga menambahkan bahwa anak-anaknya juga pergi ke sekolah Inggris, di mana mereka menetap dengan baik.

“Anak-anak hidup dengan ceria di Inggris, di masyarakat yang menghormati mereka,” katanya.

Oh mengatakan itu berbeda dengan kehidupannya di Pyongyang, di mana ia Kembali pada 2008 setelah pertama kali tugas suaminya di London pertama kali selesai.

Baca Juga: Misteri Piramida Besar Giza Bertambah, Ditemukan Koridor Rahasia untuk Pertama Kalinya

Juhyok ditempatkan di Universitas Medis Pyongyang, tetapi bukannya belajar, ia dipekerjakan di lokasi konstruksi untuk mengangkut semen.

Korea Utara dilanda kekurangan tenaga kerja di berbagai sector ekonomi dan merupakan hal yang biasa bagi pemerintah untuk memerintahkan siswa, bahkan anak sekolah untuk melakukan pekerjaan kasar sebagai bentuk kesetiaan.

Menurut Laporan Perdagangan Manusia 2022 yang diterbitkan Departemen Luar Negeri AS, jika seseorang gagal untuk mematuhinya, pemerintah Korea Utara bisa menahan jatah makanan atau dikenakan pajak.

Oh sendiri saat ini tinggal di Seoul, Korea Selatan, setelah memutuskan membelot dari Korea Utara.


 




Sumber : Buenos Aires Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x