Kompas TV internasional abc australia

Pekerja Medis di Lokasi Gempa Suriah Wilayah Idlib Kewalahan, Berharap Sedikit Saja Rasa Kemanusiaan

Kompas.tv - 17 Februari 2023, 04:05 WIB
pekerja-medis-di-lokasi-gempa-suriah-wilayah-idlib-kewalahan-berharap-sedikit-saja-rasa-kemanusiaan
Pekerja medis merawat bocah laki-laki Suriah berusia tiga tahun Arslan Berri di sebuah rumah sakit di Sarmada, di provinsi Idlib utara Suriah, pada 13 Februari 2023. Pekerja medis di Idlib kewalahan merawat ribuan korban selamat gempa Suriah, kekurangan suplai medis dan obat-obatan, berharap sedikit saja rasa kemanusiaan. (Sumber: Arab News)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

IDLIB, KOMPAS.TV - Pekerja medis di Idlib Suriah kewalahan merawat ribuan korban selamat gempa Suriah, kekurangan suplai medis dan bantuan obat-obatan, berharap sedikit saja rasa kemanusiaan.

Tekanan semakin meningkat pada dokter dan staf di Provinsi Idlib setelah gempa besar itu menyebabkan kerusakan yang luas pada rumah sakit dan fasilitas medis. 

"Jumlah individu terluka yang masuk selama 24 jam pertama melebihi kapasitas semua rumah sakit dan pusat medis," kata Dr. Zuhair Al-Qarat, dari direktorat kesehatan Idlib kepada Arab News, Kamis (16/2/2023).

Sekitar 12 hingga 16 fasilitas medis, rumah sakit, dan pusat medis rusak parah dalam bencana itu, menurut Al-Qarat. Beberapa staf bekerja di ruang penyimpanan yang kosong dan bergantung pada sedekah dari warga setempat, individu, dan lembaga yang ada.

"Mengenai bantuan internasional, yang diberikan oleh badan-badan PBB pada umumnya, terlambat lima atau enam hari. Bahkan sekarang, ketika bantuan mencapai Suriah bagian barat laut, hampir tidak mencakup 5 hingga 10 persen dari kebutuhan," katanya.

PBB menghadapi badai kritik atas apa yang beberapa pengamat katakan sebagai respons lamban gempa bumi di Suriah.

Personel medis di Suriah barat laut menghadapi krisis kesehatan bahkan sebelum gempa melanda. Perang selama 12 tahun di negara itu membuat fasilitas medis kewalahan mengatasi, sehingga semakin sulit untuk merespons bencana gempa bumi.

Dr. Omar Ali, seorang ahli pediatri di Rumah Sakit Sham di Idlib, mengatakan kepada Arab News, "Kebanyakan rumah sakit bekerja dengan kapasitas 200, 300, dan bahkan 400 persen ketika datang ke penerimaan dan jumlah tempat tidur rumah sakit yang mereka miliki."

Baca Juga: PBB Peringatkan Jumlah Korban Tewas Gempa Suriah akan Meningkat Tajam

Pekerja medis merawat bocah laki-laki Suriah pada 13 Februari 2023. Pekerja medis di Idlib kewalahan merawat ribuan korban selamat gempa Suriah, kekurangan suplai medis dan obat-obatan, berharap sedikit saja rasa kemanusiaan. (Sumber: France24)

Omar Ali mengatakan stafnya bekerja tanpa henti, dengan departemen kebidanan hanya satu contoh pengorbanan.

"Mereka tidak berhenti selama atau setelah gempa. Kami memiliki banyak bayi yang menggunakan alat bantu pernapasan, dan mereka tidak diangkat."

"Kami hanya mengharapkan sedikit kemanusiaan," kata Ali.

Gempa bumi juga menempatkan tekanan pada kesehatan mental orang Suriah.

Menurut laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, kasus keruntuhan saraf, syok, dan panik terutama banyak terjadi pada lansia, perempuan, dan anak-anak.

Zuhair Al-Qarat menyatakan daerahnya membutuhkan dengan mendesak peralatan medis yang dapat menyelamatkan nyawa.

"Kami membutuhkan alat-alat medis, persediaan tulang, paket bedah umum, paket dialisis, dan ventilator, karena sekarang kami memiliki banyak pasien di unit perawatan intensif dan pasien yang memerlukan sesi dialisis. Peralatan bedah tulang dan sarana bedah saraf, bersama dengan diesel, juga diperlukan. Kami juga kekurangan ambulans." tutur Al-Qarat.

Di Suriah bagian barat laut, gempa bumi ini menewaskan lebih dari 4.400 orang dan melukai lebih dari 7.600 orang, menurut laporan. Namun, Al-Qarat meyakini jumlah korban luka kini sudah melebihi 11.000 orang.


 

 



Sumber : Kompas TV/France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x