Kompas TV internasional kompas dunia

Manila dan Washington Sepakat Tambah Pasukan dan Perluas Akses Militer AS Untuk Menangggapi China

Kompas.tv - 2 Februari 2023, 12:38 WIB
manila-dan-washington-sepakat-tambah-pasukan-dan-perluas-akses-militer-as-untuk-menangggapi-china
Amerika Serikat dan Filipina hari Kamis,(2/2/2023) mengumumkan rencana untuk memperluas kehadiran militer Amerika Serikat di Filipina (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

Pada bulan Oktober, Amerika Serikat mencari akses untuk menempatkan lebih banyak pasukan dan senjatanya di lima kamp militer tambahan, kebanyakan di utara. Permintaan itu akan menjadi agenda utama dalam pertemuan Austin, menurut pejabat Filipina.

“Kunjungan Menhan Austin jelas berkaitan dengan banyaknya diskusi yang sedang berlangsung dalam EDCA,” kata Duta Besar Filipina untuk Washington Jose Romualdez dalam jumpa pers.

Austin hari Kamis, (2/2/2023) dijadwalkan berbicara dengan timpalannya dari Filipina, Carlito Galvez Jr., dan Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano, kata Romualdez. 

Austin secara terpisah akan menemui Presiden Ferdinand Marcos Jr., yang menjabat pada bulan Juni dan sejak itu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan Washington.

Baca Juga: Presiden Filipina Berhentikan Panglima Militer yang Baru Jabat 5 Bulan, Diganti Pensiunan Jenderal

Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Benfold (DDG 65) melakukan operasi rutin di Laut Filipina pada 24 Juni 2022. (Sumber: Arthur Rosen/U.S. Navy via AP)

Menteri Pertahanan AS adalah pejabat senior terbaru yang mengunjungi Filipina setelah Wakil Presiden Kamala Harris bulan November sebagai tanda hubungan yang hangat setelah periode tegang di bawah pendahulu Marcos, Rodrigo Duterte.

Duterte memupuk hubungan yang nyaman dengan China dan Rusia dan pada satu titik mengancam akan memutuskan hubungan dengan Washington, mengusir pasukan Amerika yang berkunjung dan membatalkan pakta pertahanan utama.

Romualdez mengatakan Filipina perlu bekerja sama dengan Washington untuk mencegah eskalasi ketegangan antara China dan Taiwan, tidak hanya karena aliansi perjanjian tetapi untuk membantu mencegah konflik besar.

“Kami berada dalam situasi Catch-22. Jika China bergerak ke Taiwan secara militer, kami akan terpengaruh, dan semua kawasan ASEAN, tetapi dampak itu kebanyakan terhadap kami, Jepang dan Korea Selatan,” kata Romualdez kepada The Associated Press.

Anggota Filipina dan ASEAN Brunei, Malaysia dan Vietnam, bersama dengan Taiwan, sengit bersengketa teritorial yang semakin tegang dengan China di Laut China Selatan. AS dianggap sebagai penyeimbang penting bagi China di kawasan itu dan berjanji membela Filipina jika pasukan, kapal, atau pesawat Filipina diserang di perairan yang diperebutkan.

Filipina pernah menjadi tuan rumah dua pangkalan Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS terbesar di luar daratan Amerika. 

Pangkalan ditutup pada awal 1990-an setelah Senat Filipina menolak perpanjangan, tetapi pasukan Amerika kembali untuk latihan tempur skala besar dengan pasukan Filipina di bawah Perjanjian Pasukan Kunjungan 1999. Konstitusi Filipina melarang pangkalan permanen pasukan asing dan keterlibatan mereka dalam pertempuran lokal.



Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x