Kompas TV internasional kompas dunia

Iran Eksekusi Mantan Pejabatnya yang Juga Warga Negara Inggris, PM Rishi Sunak Naik Pitam!

Kompas.tv - 14 Januari 2023, 16:49 WIB
iran-eksekusi-mantan-pejabatnya-yang-juga-warga-negara-inggris-pm-rishi-sunak-naik-pitam
PM Inggris Rishi Sunak saat menghadiri Welcome Dinner KTT G20 di Kompleks GWK, Bali (15/11/2022). (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Kompas TV/Dina Karina )
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV – Eksekusi mati Iran terhadap mantan pejabatnya yang juga warga negara Inggris, Alireza Akbari membuat Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak naik pitam.

Alireza dilaporkan telah dieksekusi mati dengan tuduhan sebagai mata-mata Inggris.

PM Sunak mengaku ia sangat terkejut dengan eksekusi dari Akbari.

“Ini adalah tindakan tidak berperasaan dan pengecut yang dilakukan rezim barbar yang tak menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri,” ujarnya dikutip dari Sky News.

Baca Juga: Politikus Oposisi Belarusia Didakwa Jadi Dalang Kerusuhan, Foto Bareng Hillary Clinton Jadi Barbuk

“Pikiran saya bersama teman dan keluarga Alireza,” tambahnya.

Kecaman terhadap langkah Iran tersebut juga diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.

“Iran telah mengeksekusi warga Inggris. Aksi barbar ini harus dikutuk dengan cara sekuat mungkin. Ini tak akan bertahan tanpa tantangan,” ucapnya.

Cleverly menegaskan memanggil charge d’affaires atau kuasa usaha ad interim Iran, atau diplomat yang setingkat duta besar.

Pemanggilan itu dilakukan untuk menegaskan sikap Inggris yang jijik atas apa yang dilakukan Iran.

Baca Juga: Iran Bakal Eksekusi Mati Eks Pejabat yang Dituduh Mata-mata Inggris, Tukar Rahasia Negara dengan Ini

Pengadilan Iran mengeklaim Akbari, yang merupakan mantan Wakil Menteri Pertahanan di era kepresidenan Mohammad Khatami sebagai mata-mata kunci bagi Pemerintah Inggris.

Mereka mengungkapkan intelijen Iran membongkat terduga mata-mata MI6 dengan memberikannya informasi palsu.

Akbari juga digambarkan sebagai salah satu penyusup paling penting dari pusat strategi dan sensitivitas negara.

Akbari sendiri sempat mengeklaim ia disiksa dan diberi obat pengubah pikiran, serta dipaksa mengakui kejahatan yang tak dilakukannya.


 

 

 



Sumber : Sky News


BERITA LAINNYA



Close Ads x