Kompas TV internasional kompas dunia

Sempat Simpang Siur, Korea Selatan Pastikan Kerja Sama AS soal Pengelolaan Senjata Nuklir di Korea

Kompas.tv - 4 Januari 2023, 07:20 WIB
sempat-simpang-siur-korea-selatan-pastikan-kerja-sama-as-soal-pengelolaan-senjata-nuklir-di-korea
Pemerintah Korea Selatan pastikan sedang merencanakan bersama Amerika Serikat, latihan militer bersama yang melibatkan kekuatan senjata nuklir Amerika Serikat. (Sumber: Ken Scar/U.S. Army/HO )
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

SEOUL, KOMPAS.TV — Korea Selatan memastikan Seoul dan Washington sedang mendiskusikan keterlibatan dalam manajemen senjata nuklir AS untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara yang semakin intensif.

Sebelumnya Presiden Joe Biden membantah sekutu sedang mendiskusikan latihan nuklir bersama dengan Korea Selatan.

Namun jawaban Joe Biden diluruskan Gedung Putih, yang menegaskan Washington dan Seoul sedang merencanakan tanggapan "terkoordinasi yang efektif" jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, seperti laporan Associated Press, Selasa (3/1/2022).

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden AS Joe Biden disebut, "(Telah) menugaskan tim masing-masing untuk merencanakan respons terkoordinasi yang efektif terhadap berbagai skenario, termasuk penggunaan nuklir oleh Korea Utara," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional NSC di Gedung Putih.

NSC angkat bicara setelah kebingungan muncul dalam laporan media tentang tanggapan sekutu terhadap gemuruh gertakan nuklir dari Pyongyang.

Perbedaan terjadi setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memasuki tahun baru dengan bersumpah akan memproduksi senjata nuklir medan perang secara massal yang menargetkan Korea Selatan dan memperkenalkan rudal balistik antarbenua yang lebih kuat yang mampu menyerang daratan AS.

Beberapa ahli mengatakan, Kim pada akhirnya akan menggunakan gudang senjatanya yang diperbesar untuk merebut konsesi seperti keringanan sanksi.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam sebuah wawancara surat kabar yang diterbitkan Senin mengatakan, kedua negara mendorong perencanaan dan pelatihan bersama yang melibatkan aset nuklir AS, dan Amerika Serikat menanggapi gagasan tersebut secara positif.

Ditanya oleh seorang reporter di Gedung Putih tentang apakah kedua negara sedang mendiskusikan latihan nuklir bersama, Biden menjawab, "Tidak."

Baca Juga: Korea Selatan Ungkap Sedang Rencanakan Latihan Militer Berkekuatan Nuklir Bersama Amerika Serikat

Korea Selatan pada hari Selasa (22/11/2022) sukses melakukan uji pencegatan rudal darat ke udara jarak jauh L-SAM miliknya, menurut media setempat. (Sumber: Yonhap)

Uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini menyebabkan kekhawatiran yang meningkat di Seoul dan Washington. Para pejabat AS dan Korea Selatan diperkirakan akan segera mengadakan latihan di atas meja untuk memetakan potensi tanggapan bersama terhadap berbagai skenario, termasuk penyebaran senjata nuklir oleh Korea Utara, menurut seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang berbicara dengan syarat anonim.

Penasihat utama Yoon untuk urusan pers, Kim Eun-hye, mengeluarkan pernyataan hari Selasa yang mengatakan, "Seoul dan Washington sedang mendiskusikan berbagi informasi, perencanaan bersama, dan rencana eksekusi bersama selanjutnya atas pengelolaan aset nuklir AS sebagai tanggapan atas (ancaman) nuklir Korea Utara."

Kim mengatakan Biden kemungkinan besar menjawab "tidak" karena seorang reporter dengan singkat bertanya kepadanya tentang latihan nuklir tanpa memberikan informasi latar belakang apa pun.

Dalam wawancara Chosun Ilbo, Yoon mengatakan, meskipun senjata nuklir AS adalah milik AS, namun perencanaan, berbagi intel, dan latihan yang melibatkannya harus dilakukan bersama dengan Korea Selatan. Namun dia merasa sulit untuk meyakinkan orang-orangnya tentang jaminan keamanan dengan tingkat komitmen keamanan AS saat ini.

Korea Selatan tidak punya senjata nuklir dan berada di bawah perlindungan "payung nuklir" AS, yang menjamin respons Amerika yang menghancurkan jika terjadi serangan terhadap sekutunya.

Tetapi beberapa ahli mempertanyakan keefektifan komitmen keamanan semacam itu, dengan mengatakan keputusan untuk menggunakan senjata nuklir AS terletak pada presiden AS.

Kantor Yoon tidak memberikan banyak detail tentang pembicaraan pemerintahnya dengan Amerika Serikat. Beberapa pengamat mengatakan, Korea Selatan berusaha mendapatkan peran yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan AS tentang pengerahan aset nuklirnya pada saat terjadi ketegangan dengan Korea Utara.

Baca Juga: Keki Drone Korea Utara Melenggang Masuk, Korea Selatan Anggarkan Rp 7 triliun Senjata Anti Drone

Presiden Korea Utara Kim Jong-un. Korea Selatan langsung bikin rencana dan anggaran 560 miliar won, setara Rp7 triliun pada 5 tahun ke depan untuk meningkatkan kemampuan menangkis drone Korea Utara. (Sumber: The New Yorker)

Kim Taewoo, mantan kepala Institut Korea untuk Unifikasi Nasional Seoul, mengatakan Korea Selatan-AS mungkin mendiskusikan "pengaturan pembagian nuklir gaya NATO" yang memungkinkan pesawat tempur negara-negara anggota NATO membawa senjata nuklir AS.

Dia mengatakan diskusi tersebut tampaknya masih jauh dari pengaturan senjata nuklir seperti NATO karena latihan nuklir antara kedua negara kemungkinan besar akan dilakukan oleh pesawat angkatan udara Korea Selatan, yang mengawal pesawat AS yang melakukan simulasi serangan nuklir selama latihan bersama.

"Korea Utara akan menanggapi ini secara sensitif. (Korea Selatan dan AS) sedang mendiskusikan ini untuk membuat Korea Utara menanggapi ini secara sensitif... Karena itu bisa menjadi pencegahan terhadap Korea Utara," kata Kim Taewoo.

Dia mengatakan Korea Selatan dan Amerika Serikat kemungkinan menggunakan saluran tidak resmi untuk membahas topik tersebut, yang memungkinkan Korea Selatan bisa mengeklaim sedang mendiskusikan masalah ini dengan AS, dan pada saat yang sama memungkinkan Washington untuk menyangkalnya.

Tahun lalu, Korea Utara melakukan sejumlah tes senjata dengan meluncurkan berbagai rudal balistik yang mampu mencapai daratan AS, Korea Selatan dan Jepang.

Pada bulan September, Korea Utara juga mengadopsi undang-undang baru yang mengizinkan penggunaan bom secara preemptive dalam berbagai kasus, termasuk skenario nonperang.

Pernyataan itu juga memuat persetujuan mereka untuk mendukung saling berbagi informasi aliansi, perencanaan bersama, dan pelaksanaan.

Selama pertemuan partai yang berkuasa baru-baru ini berakhir, Kim Jong Un memerintahkan perluasan "eksponensial" persenjataan nuklir negaranya dan produksi massal senjata nuklir taktis dengan misi menyerang Korea Selatan, serta pengembangan ICBM baru yang ditugaskan untuk memiliki kemampuan serangan balik nuklir cepat, senjata yang dia butuhkan untuk menyerang daratan Amerika Serikat, seperti lapor media pemerintah Korea Utara hari Minggu.

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x