MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Pertama Utusan Tetap Federasi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dmitry Polyansky membantah tuduhan bahwa Moskow hendak melenyapkan Ukraina sebagai sebuah negara. Polyansky menyebut tuduhan itu disebarkan oleh pihak Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri mengaku hendak memaksakan "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina ketika meluncurkan invasi pada Februari silam.
Namun, kendati sudah menganeksasi empat provinsi, Kremlin mengaku ingin Ukraina bertahan sebagai negara.
Baca Juga: Ukraina Ungkap Keberhasilan Serang Kekuatan Rusia, Hancurkan Stasiun Radar dan Gudang Senjata
Polyansky menyebut tidak pernah ada pemimpin Kremlin yang menyatakan hendak menghapus Ukraina. Kata dia, penghancuran Ukraina bukanlah salah satu tujuan "operasi militer khusus" alias invasi.
"Ini lebih kepada musuh-musuh di Barat yang mencoba merepresentasikan posisi kami seperti itu (ingin menghancurkan Ukraina), menakuti orang-orang dengan mengatakan bahwa tujuan operasi khusus Rusia adalah menghancurkan Ukraina, menggempur bahasa Ukraina, untuk me-Rusifikasi-nya," kata Polyansky, Jumat (30/12/2022), dikutip TASS.
Polyansky menambahkan, tujuan Rusia adalah menciptakan kondisi Ukraina yang bersahabat bagi Moskow dan tidak menghadirkan ancaman militer. Ia pun mengulangi klaim Rusia bahwa Ukraina dikuasai neo-Nazi.
"Jawaban saya ini: Ukraina harus kembali dalam kondisi sebagai tetangga kami yang bersahabat, tempat tidak ada ancaman yang timbul."
"Itu bisa dipahami dengan cara berbeda: itu berarti ancaman militer, itu juga berarti ancaman dari pelanggaran hak-hak kompatriot kami, hak-hak mereka yang berbahasa Rusia (di Ukraina)," kata Polyansky.
"Ancaman itu juga muncul dari glorifikasi kriminal Nazi dan promosi ajaran-ajaran neo-Nazi. Itu juga ancaman yang saya kira perlu dilawan," lanjutnya.
Baca Juga: Tolak Ikut Perang di Ukraina, Warga Chechnya Kabur dari Rusia ke Bosnia
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.