Kompas TV internasional kompas dunia

Dukung Perempuan Afghanistan Dapat Pendidikan Tinggi, Mahasiswa Mogok Belajar dan Dosen Mundur

Kompas.tv - 23 Desember 2022, 00:30 WIB
dukung-perempuan-afghanistan-dapat-pendidikan-tinggi-mahasiswa-mogok-belajar-dan-dosen-mundur
Puluhan dosen laki-laki universitas di Afghanistan mengundurkan diri dan siswa laki-laki keluar dari ruang kelas mereka untuk mendukung mahasiswa perempuan yang dipaksa keluar dari pendidikan tinggi menyusul keputusan Taliban. (Sumber: Bloomberg)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Keputusan untuk melarang perempuan dari universitas memicu kemarahan di dalam negeri dan di seluruh dunia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, keputusan itu akan menghalangi upaya Taliban untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan pada saat negara itu menderita kemiskinan yang parah.

Kuasa Usaha AS untuk Afghanistan Karen Decker mendukung protes dan pengunduran diri karena menunjukkan solidaritas kepada perempuan dan mendesak kelompok militan yang berkuasa untuk membatalkan keputusan mereka.

Baca Juga: Perempuan Afghanistan Turun ke Jalan Memprotes Taliban yang Melarang Perempuan Sekolah Universitas


Bahkan Pakistan, yang punya hubungan dekat dengan Taliban, dan Qatar, tuan rumah kantor politik Taliban di Doha dan fasilitator pembicaraan damai antara kelompok tersebut dan AS, menyatakan kekecewaannya dan mendesak Taliban mempertimbangkan kembali keputusannya.

Menteri pendidikan tinggi di pemerintahan Taliban akhirnya angkat suara atas keputusannya untuk melarang perempuan mendapat pendidikan di tingkat universitas, seperti laporan Associated Press, Kamis (22/12) malam.

Nida Mohammad Nadim mengatakan, dia mengeluarkan keputusan awal pekan ini untuk menghindari pencampuran gender di universitas dan karena dia percaya beberapa mata pelajaran yang diajarkan melanggar prinsip-prinsip Islam.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Afghanistan, Nadim menolak kecaman internasional yang meluas, termasuk dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Turki dan Qatar. Nadim justru ngegas dan mengatakan orang asing harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.

Keputusan yang tiba-tiba itu mendorong beberapa media sosial Afghanistan mengunggah wawancara Piers Morgan dengan Suhail Shaheen, yang mengepalai kantor politik Taliban di Doha, di mana dia menyatakan putrinya sendiri bersekolah.

Mereka "mengenakan hijab" sehingga mereka tidak ditolak untuk mendapatkan pendidikan, kata Shaheen saat itu.


 

 

 



Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x