Kompas TV internasional kompas dunia

Penghormatan Mengharukan Putri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah: Aku Selalu Bangga dengan Papa

Kompas.tv - 24 November 2022, 18:29 WIB
penghormatan-mengharukan-putri-anwar-ibrahim-nurul-izzah-aku-selalu-bangga-dengan-papa
Arsip. Nurul Izzah, putri tertua Anwar Ibrahim, meneriakkan slogan reformasi di samping poster ayahnya dalam unjuk rasa di Bukit Mertajam, Malaysia, Sabtu, 14 Februari 2004. (Sumber: AP Photo/Andy Wong)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

 

PETALING JAYA, KOMPAS.TV - "Aku selalu bangga dengan Papa, bahkan ketika Papa menjadi tahanan," kata Nurul Izzah Anwar dalam penghormatan yang mengharukan kepada ayahnya Datuk Seri Anwar Ibrahim.

Kata-kata itu disampaikan sebelum Anwar yang merupakan ketua koalisi Pakatan Harapan (PH), dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10 pada pukul 17:00 waktu Kuala Lumpur, Kamis (24/11/2022).

Nurul Izzah, yang merupakan wakil presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR), komponen dari koalisi Pakatan Harapan, mengatakan masih banyak tantangan yang harus dihadapi termasuk upaya untuk menyatukan sesama warga Malaysia, mengatasi masalah ekonomi, dan menarik investasi.

Nurul mengatakan sejak tahun 1998, perjuangan partainya untuk menuntut keadilan bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk semua orang.

“Dalam hidup, di dunia ini, kita tidak bisa lepas dari tantangan. Ketika kita kalah, kita diuji. Ketika kita menang kita juga diuji," tulis Nurul Izzah.

“Tantangan masih menunggu, dan setelah pengambilan sumpah, upaya untuk menyatukan saudara-saudara, mengkaji masalah ekonomi, menarik investasi melalui stimulasi ekonomi dan talenta lokal, serta membangun umat dan bangsa yang berlandaskan keadilan sosial dan cinta tanah air."

“Aku sayang papa dan aku selalu bangga pada papa, bahkan saat papa dipenjara sebagai tahanan hati nurani”, kata Nurul Izzah dalam sebuah unggahan di media sosial, Kamis.

Baca Juga: Kisah Anwar Ibrahim, Dari Tahanan yang Digebuki Menjadi Perdana Menteri Malaysia

Lebih dari dua dekade setelah pemecatannya yang dramatis dari pemerintahan yang disusul pemenjaraan, pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, Kamis (24/11/2022), akhirnya menjadi perdana menteri baru Malaysia. (Sumber: Malaysiakini)

Nurul menambahkan, warisan yang harus diteruskan ke generasi mendatang bukanlah harta, pangkat atau uang, melainkan idealisme dan prinsip perjuangan yang tidak bisa dibeli atau dijual.

“Buat masa depan, waktu kita bersama. Khayr (kebaikan), Insya Allah (insya Allah),” kata Nurul Izzah.

Anwar Ibrahim mengakhiri penantian selama 24 tahun untuk memimpin Malaysia pada Kamis pukul 17:00, saat ia dilantik sebagai Perdana Menteri baru Malaysia.

Istana Negara Malaysia menyatakan Raja Malaysia Sultan Abdullah bin Sultan Ahmad Shah mengambil keputusan tersebut setelah berunding dalam pertemuan khusus dengan sembilan sultan negara bagian Malaysia.

“Setelah melalui pandangan para penguasa Melayu, Yang Mulia menyetujui untuk mengangkat Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia,” kata Pengawas Kerajaan Fadli Syamsuddin, Kamis, seperti dilaporkan The Straits Times.

Ini terjadi setelah sebagian besar pihak menyetujui proposal Sultan Abdullah Ahmad Shah untuk membentuk pemerintahan persatuan, setelah pemilihan umum pada Sabtu (19/11/2022) lalu gagal menghasilkan parlemen yang memiliki suara mayoritas sederhana.

Baca Juga: Anwar Ibrahim Resmi Menjabat usai Dilantik sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia

Naiknya Anwar Ibrahim ke posisi puncak, setelah dipecat sebagai wakil perdana menteri pada 1998 di tengah tuduhan sodomi dan penyalahgunaan kekuasaan yang kontroversial, menandai kemenangan luar biasa setelah perjalanan yang mencakup dua kali hukuman penjara.

Dia diangkat sebagai wakil perdana menteri di bawah pemerintahan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang dipimpin Tun Dr Mahathir Mohamad pada tahun 1993, tetapi prospeknya meredup setelah dia dipenjara karena korupsi pada tahun 1999.

Penahanannya memicu protes jalanan dan membidani kelahiran PKR, yang sekarang memimpin koalisi PH.

Anwar kembali dipenjara tahun 2015 atas tuduhan sodomi, tetapi diberi grasi kerajaan dan dibebaskan pada Mei 2018 setelah PH memenangi pemilihan umum tahun itu.



Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x