Kompas TV internasional kompas dunia

Saksi Pilu Pembantaian 22 Balita di Thailand, Selimut Bergambar Kartun dan Kaos Klub Bola Inggris

Kompas.tv - 7 Oktober 2022, 10:01 WIB
saksi-pilu-pembantaian-22-balita-di-thailand-selimut-bergambar-kartun-dan-kaos-klub-bola-inggris
Seorang perempuan yang merupakan keluarga korban pembantaian di Thailand, menunduk seakan tidak percaya anak kecilnya dibunuh secara keji. Sebanyak 38 orang tewas, 22 di antara mereka balita, dalam penembakan pada Kamis (6/10/2022). Sebanyak 10 orang lainnya mengalami luka berat. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Pembantaian dimulai sekitar tengah hari, ketika Panya Khamrap menerabas masuk ke pusat penitipan anak lalu melepaskan tembakan dan membacok sana-sini, seperti dilaporkan media lokal yang dikutip Straits Times.

Anak-anak itu berangkat dari rumah dengan riang gembira pada pagi hari tanpa tahu nyawanya akan dirampas siang harinya, sebagian diyakini sedang tidur saat dibantai.

Juru bicara polisi, Paisan Luesomboon, mengatakan Panya memulai serangan setelah dia gagal menemukan anaknya di pusat penitipan anak itu.

Secara keseluruhan, setidaknya 38 orang dibunuh oleh Panya Khamrab, pecatan polisi sejak tahun lalu. Ia baru saja menghadiri sidang pengadilan atas tuduhan penyalahgunaan narkotika beberapa saat sebelum membantai anak-anak yang tidak tahu apa-apa di tempat penitipan anak.

Sedikitnya 10 orang terluka, beberapa mengalami luka parah.

Setelah membantai di pusat penitipan anak di Provinsi Nong Bua Lam Phu itu, sang pembunuh kembali ke rumah.

Polisi mengatakan di rumahnya, Panya membunuh istri dan anaknya sebelum mengarahkan pistol ke dirinya sendiri.

Baca Juga: Kronologi Tentara Thailand Melakukan Penembakan Massal

Petugas mendata anak-anak korban pembantaian. Sebanyak 38 orang tewas, 22 di antara mereka balita, sementara 10 mengalami luka berat dalam penembakan di Thailand, Kamis (6/10/2022). (Sumber: Straits Times)

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menyampaikan belasungkawa dalam sebuah unggahan di Facebook, mengatakan dia memerintahkan polisi untuk mempercepat penyelidikan atas kejahatan "mengerikan" itu.

Dia juga memerintahkan semua instansi pemerintah untuk menurunkan bendera setengah tiang pada Jumat (7/10/2022).

Prayut bertolak ke tempat kejadian pada Jumat untuk mengunjungi keluarga yang terkena dampak.

Usai kejadian memilukan itu, pihak berwenang langsung menutup pusat-pusat penitipan anak di daerah tersebut.

Insiden pada Kamis adalah penembakan massal paling mematikan dan mengerikan sejak insiden tahun 2020 di mana seorang tentara menembak mati 29 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya dalam amukan selama 17 jam di Nakhon Ratchasima, provinsi di sebelah timur laut Thailand.

Meski kepemilikan senjata diatur ketat di Thailand, tidak jarang orang memiliki senjata api ilegal atau tidak berlisensi, dan insiden bersenjata pun terjadi.

Polisi mengatakan senjata yang digunakan dalam serangan pada Kamis itu diperoleh secara legal. 



Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x