Kompas TV internasional kompas dunia

Usai Batalkan Kesepakatan, Elon Musk Jadi Beli Twitter Seharga USD44 Miliar, tetapi Saga Belum Usai

Kompas.tv - 5 Oktober 2022, 19:56 WIB
usai-batalkan-kesepakatan-elon-musk-jadi-beli-twitter-seharga-usd44-miliar-tetapi-saga-belum-usai
Ilustrasi. Logo Twitter di New York Stock Exchange, Amerika Serikat (AS), Selasa (4/10/2022). Setelah berupaya mundur dari kesepakatan, Elon Musk dikabarkan jadi membeli Twitter dengan harga USD44 miliar sesuai harga awal. (Sumber: Seth Wenig/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - CEO Tesla Elon Musk dilaporkan jadi membeli Twitter dengan harga awal yakni USD44 miliar. Kabar ini datang usai proposal pembelian Musk sejak April lalu menimbulkan kehebohan berbulan-bulan.

Sebelumnya, Musk berupaya mundur dari kesepakatan pembelian kendati para pemegang saham sudah menyepakati penjualan. Pembatalan itu pun memicu gugatan hukum yang dilayangkan Twitter sejak Juli lalu.

Menurut laporan Associated Press, Rabu (5/10/2022), kabar ini muncul dari surat Twitter kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) yang dibuka kepada publik pada Selasa (4/10).

Twitter sendiri mengaku berniat menutup transaksi dengan Muski dengan nilai USD54,20 per saham. Meskipun demikian, perusahaan yang berbasis di San Fransisco itu belum menarik gugatan terhadap Musk.

Pakar berpendapat, langkah itu masuk akal mengingat hubungan renggang dan rasa saling tak percaya antara si penjual dan pembeli.

"Saya kira Twitter tidak akan menarik gugatan hanya berdasarkan kat-kata Musk. Butuh lebih banyak kepastian mengenai penutupan (transaksi)," kata Andrew Jennings, seorang profesor di Brooklyn Law School.

Baca Juga: Kian Memanas, Twitter Bantah Data Akun Bot Milik Elon Musk!

Jennings menambahkan, Twitter waspada bahwa surat itu hanyalah taktik penundaan dari Musk. Sebelumnya, bilyuner itu sempat dua kali berupaya menunda persidangan, tetapi gagal.

Setelah kabar pembelian Musk tersebut, jual-beli saham Twitter kembali dibuka pada Selasa (4/10) dengan harga yang naik hingga 22%.

Analis Insiden Intelligence Jasmine Enberg menyatakan, jika kesepakatan ini berjalan lancar, masih terlalu dini untuk menyebut ini sebagai kemenangan Twitter.

"Kesepakatan ini akan menyelesaikan sejumlah ketidakpastian jangka pendek di perusahaan tersebut. Namun, pada dasarnya, Twitter berada di tempat yang sama dengan ketika pada April," kata Enberg.

"Masih banyak ketidakjelasan seputar apa yang ingin dilakukan Musk dengan Twitter, juga masa depan perusahaan itu di bawah pemimpin yang komitmen pembeliannya goyah. Dan jika kita belajar sesuatu dari saga ini, itu adalah bahwa Musk tidak bisa diprediksi dan ini sama sekali belum berakhir," pungkasnya.

Baca Juga: Cuitan Tragedi Kanjuruhan, Polres Bantul Akui Anggota Lalai Operasikan Twitter Polsek Srandakan



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x