Kompas TV internasional kompas dunia

Tragedi Berdarah, Milisi Libya Saling Serang dan Sebabkan 23 Orang Tewas, Ratusan Lainnya Luka-Luka

Kompas.tv - 28 Agustus 2022, 11:09 WIB
tragedi-berdarah-milisi-libya-saling-serang-dan-sebabkan-23-orang-tewas-ratusan-lainnya-luka-luka
Tragedi berdarah terjadi di Tripoli, Libya setelah dua faksi milisi bertempur, Sabtu (27/8/2022). (Sumber: (AP Photo/Yousef Murad)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

TRIPOLI, KOMPAS.TV - Tragedi berdarah terjadi di Libya, setelah dua milisi Libya saling serang dan menyebabkan 23 orang terluka.

Kementerian Kesehatan Libya mengungkapkan ratusan orang lainnya dilaporkan terluka dalam pertempuran yang terjadi di Tripoli, Sabtu (27/8/2022).

Pertempuran intes terjadi di Ibu Kota Libya itu setelah dua milisi yang bersaing saling bertukar tembakan, dan terdengar loedakan di seluruh kota.

Video dan gambar yang muncul di media sosial memperlihatkan luasnya pertempuran.

Baca Juga: Waduh, Truk Seruduk Pesta Jalanan di Belanda, Dua Orang Tewas

Kerusakan pun terjadi di sejumlah gedung, termasuk area pemukiman dan beberapa mobil terbakar.

Seperti diketahui, Libya telah terbagi antara faksi yang memimpin sejak 2014, menyusul penggulingan Muamar Khadafi pada 2011 lalu.

Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang didukung PBB memberikan pernyataan terkait pertempuran tersebut.


“Pertempuran ini dipicu oleh kelompok militer yang menembak secara acak ke konvoi yang melewati area Jalan Zaiwa, sedangkan kelompok bersenjata berkumpul di gerbang barat ke-27 Tripoli dan di Gerbang Jebs, sebelah selatan Tripoli,” bunyi pernyataan mereka dikutip dari CNN.

Perdana Menteri sementara Abdulhamid Dbeibeh, yang merupakan kepala GNU berbasis di Tripoli sebelah barat Libya.

Sedangkan gedung parlemen di Tobruk di sebelah timur negara itu dikuasai oleh pemerintahan rival Tentara Nasional Libya yang dipimpin PM Fathi Bashagha.

Bashagha terus berusaha memasuki dan mengambilalih Tripoli dan mengklaim GNU ilegal dan seharusnya mundur.

Baca Juga: PBB Kecam Penyerbuan dan Pembakaran Gedung Parlemen Libya oleh Pengunjuk Rasa

GNU sendiri menolak dan mengklaim kekuasaan harus berpindah secara damai melalui pemilihan, bukan paksaan.

Pemerintahan Tripoli menganggap baik GNU dan Tentara Nasional Libya bertanggung jawab atas situasi yang memburuk di Ibu Kota.

Kantor berita LANA, pun meminta agar komunitas internasional bisa melindungi warga sipil.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar penghentian segera terhadap kekerasan di sana.




Sumber : CNN


BERITA LAINNYA



Close Ads x