Kompas TV internasional kompas dunia

Filipina Buka Kembali Sekolah Tatap Muka: Dua Tahun Dijeda Pandemi Covid-19, Apa Saja Hambatannya?

Kompas.tv - 22 Agustus 2022, 18:56 WIB
filipina-buka-kembali-sekolah-tatap-muka-dua-tahun-dijeda-pandemi-covid-19-apa-saja-hambatannya
Seorang guru mengecek suhu tubuh para siswa yang hendak mengikuti pembelajaran tatap muka untuk pertama kalinya usai dua tahun dijeda pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar San Juan, Manila, Filipina, Senin (21/8/2022). (Sumber: Aaron Favila/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

MANILA, KOMPAS.TV - Jutaan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah Filipina berbondong-bondong masuk sekolah untuk pertama kalinya sejak dua tahun lalu pada Senin (21/8/2022).

Ini adalah kali pertama sekolah di Filipina dibuka usai kebijakan karantina panjang selama pandemi Covid-19.

Penutupan sekolah yang panjang itu dikhawatirkan telah memperburuk tingkat buta huruf di kalangan anak-anak usia sekolah di negara itu.

Di sebuah sekolah dasar di San Juan, Metro Manila, anak-anak yang mengenakan masker mengantre untuk cek suhu.

Para guru juga menyemprotkan alkohol pembersih tangan sebelum mereka memasuki lingkungan sekolah.

Renaline Pemapelis, salah seorang orang tua siswa, dengan gembira mengantarkan anaknya menghadiri sekolah tatap muka untuk pertama kalinya.

“Perasaan saya campur aduk, khawatir dan gembira sekaligus,” kata Pemapelis kepada Associated Press.

Baca Juga: DKI Tetap Gelar Pembelajaran Tatap Muka meski Kasus Covid-19 Meningkat, Ini Alasannya


Akan tetapi, kendati mendapatkan hampir 28 juta siswa yang mendaftar pada semester ini, otoritas Filipina masih diganjal berbagai masalah untuk menggelar sekolah tatap muka.

Masalah-masalah yang dihadapi di antarnya adalah kekurangan ruang kelas, ketakutan akan merebaknya wabah Covid-19, serta pembangunan kembali sekolah-sekolah yang rusak akibat badai dan gempa di wilayah utara Filipina.

Pada Senin (21/8), hari pertama masuk sekolah, hanya 24.000 institusi atau sekitar 46 persen dari total sekolah negeri di Filipina yang berkapasitas menggelar pertemuan tatap muka lima kali sepekan.

Selebihnya, sekolah-sekolah mesti memberlakukan pembelajaran campuran antara pertemuan tatap muka dengan kelas daring hingga setidaknya 2 November mendatang.

Baca Juga: Ikuti Tradisi Masa Lalu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr akan Kunjungi Indonesia dan Singapura

Menyusul kebijakan pemberlakuan kebijakan sekolah tatap muka, Manila mewajibkan semua sekolah negeri dan swasta untuk menghadirkan kembali siswa di ruang kelas.

Akan tetapi, ada sekitar 1.000 sekolah yang disebut tidak akan bisa memberlakukan pembelajaran tatap muka selama masa transisi ini. Salah satu alasannya adalah sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa di utara Filipina pada Juli lalu.

Departemen Pendidikan Filipina menyatakan bahwa sebagian sekolah mesti menerapkan pembelajaran secara bergantian dengan tiga rombongan belajar per hari karena kekurangan ruang kelas.

Juga, demi menghindari kerumunan yang bisa mengubah sekolah menjadi pusat penyebaran Covid-19.

“Kami selalu mengatakan bahwa tujuan kami adalah maksimum dua sif (per hari), tetapi akan ada daerah yang harus menerapkan tiga sif karena di sana benar-benar terlalu penuh,” kata juru bicara Departemen Pendidikan Filipina, Michael Poa, Jumat (19/8) lalu.

Seorang siswa mengecek suhu tubuh sebelum masuk ke Sekolah Dasar San Juan, Manila, Filipina, Senin (21/8/2022), hari pertama sekolah tatap muka di Filipina usai dua tahun dijeda pandemi Covid-19. (Sumber: Aaron Favila/Associated Press)
Seorang siswa memeluk ayah yang mengantarkannya sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka untuk pertama kalinya usai dua tahun dijeda pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar San Juan, Manila, Filipina, Senin (21/8/2022). (Sumber: Aaron Favila/Associated Press)

Filipina sendiri merupakan salah satu negara terdampak pandemi Covid-19 paling parah di Asia Tenggara. Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun menetapkan salah satu karantina dan penutupan sekolah paling lama sedunia.

Duterte, kini digantikan oleh Ferdinand “Bongbong” Marcos, berulang kali menolak permintaan sekolah tatap muka karena khawatir memicu penyebaran Covid-19.

Penutupan sekolah yang lama menimbulkan kekhawatiran bahwa tingkat buta huruf anak Filipina yang sudah mengkhawatirkan sebelum pandemi, menjadi semakin parah.

Pada 2021 lalu, sebuah studi Bank Dunia menunjukkan bahwa sekitar sembilan dari 10 anak di Filipina menderita “kemiskinan belajar” alias ketidakmampuan anak berusia 10 tahun untuk membaca dan memahami cerita sederhana.

Baca Juga: Jumlah Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Menurun, Sisa 3,97% dari Total Kapasitas 3.801




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x