Kompas TV internasional kompas dunia

AS Janji Akan Lakukan Pengiriman Senjata Terbesar ke Ukraina

Kompas.tv - 9 Agustus 2022, 10:34 WIB
as-janji-akan-lakukan-pengiriman-senjata-terbesar-ke-ukraina
Staf Angkatan Udara AS Sersan Cody Brown, memeriksa palet peluru 155 mm yang akhirnya menuju Ukraina, pada 29 April 2022, di Pangkalan Angkatan Udara Dover. Pemerintahan Biden telah mengumumkan bantuan militer baru senilai $1 miliar untuk Ukraina. (Sumber: The Associated Press.)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pihaknya akan melakukann pengiriman senjata terbesar langsung ke Ukraina, Senin (8/8/2022). AS berjanji akan mengirimkan roket, amunisi, dan material lainnya senilai $1 miliar ke Ukraina dari persediaan Departemen Pertahanan.

Pengiriman senjata baru AS akan semakin memperkuat Ukraina ketika akan saat melakukan serangan balasan. Saat ini Ukraina berencana untuk mendorong pasukan Rusia keluar dari Kherson dan wilayah selatan lainnya di dekat Sungai Dnipro. Rusia dalam beberapa hari terakhir telah memindahkan pasukan dan peralatan ke arah kota-kota pelabuhan selatan untuk mencegah serangan balasan Ukraina.

“Pada setiap tahap konflik ini, kami telah fokus untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan Ukraina, tergantung pada kondisi yang berkembang di medan perang,” Colin Kahl, wakil menteri pertahanan untuk kebijakan, seperti dikutip dari The Associated Press.

Bantuan baru AS termasuk roket tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, atau HIMARS, serta ribuan peluru artileri, sistem mortir, lembing dan amunisi serta peralatan lainnya. Komandan militer dan pejabat AS lainnya mengatakan HIMARS dan sistem artileri sangat penting dalam perjuangan Ukraina untuk menghalangi Rusia untuk mengambil lebih banyak wilayah Ukraina.

Baca Juga: Operasi Militer Rusia Tewaskan 80 Tentara Bayaran Asing Ukraina

“Ini bukan sistem yang kami nilai Anda butuhkan untuk memiliki ratusan jenis efek,” kata Kahl. “Ini adalah sistem yang dipandu dengan presisi untuk jenis target yang sangat khusus dan Ukraina menggunakannya seperti itu,” ucapnya.

Dia menolak untuk mengatakan berapa banyak sistem peluru kendali presisi untuk HIMARS yang disertakan dalam pengumuman Senin, tetapi mengatakan AS telah menyediakan "beberapa ratus" di antaranya dalam beberapa pekan terakhir.

Pengumuman terbaru membuat total bantuan keamanan AS yang diberikan kepada Ukraina oleh pemerintahan Biden menjadi lebih dari $9 miliar.

Dalam pidato video malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berterima kasih kepada Amerika Serikat atas paket tersebut, dan mengatakan  bahwa senjata itu 100% akan digunakan untuk melindungi kebebasan mereka.

Hingga saat ini, pengumuman paket bantuan keamanan tunggal terbesar adalah sebesar $1 miliar pada 15 Juni lalu. Namun bantuan itu terdiri dari $350 juta dari otoritas kepresidenan, dan $650 juta lainnya berasal dari Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina. 

Paket senjata yang diumumkan pada hari Senin memungkinkan AS untuk mengirimkan sistem senjata dan peralatan lainnya lebih cepat karena berasal dari persediaan Departemen Pertahanan.

Selain roket untuk HIMARS, paket tersebut juga termasuk 75.000 peluru artileri 155mm, 20 sistem mortir dan 20.000 peluru untuk mereka, 1.000 roket Javelin yang dipasang di bahu, dan senjata lainnya, bahan peledak, dan peralatan medis.

Baca Juga: Bawa Makanan untuk Atasi Krisis Pangan, Enam Kapal Berangkat dari Ukraina

Selama empat bulan terakhir perang, Rusia telah berkonsentrasi untuk merebut wilayah Donbas di Ukraina timur, di mana separatis pro-Moskow telah menguasai beberapa wilayah yang memproklamirkan diri selama delapan tahun terakhir. Pasukan Rusia telah membuat kemajuan bertahap di wilayah tersebut sambil meluncurkan serangan rudal dan roket untuk membatasi pergerakan pejuang Ukraina di tempat lain.

Kahl memperkirakan bahwa pasukan Rusia telah menderita hingga 80.000 kematian dan cedera dalam pertempuran itu, meskipun ia tidak merinci angka tersebut dengan perkiraan pasukan yang tewas.
 



Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x