Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Bawa Makanan untuk Atasi Krisis Pangan, Enam Kapal Berangkat dari Ukraina

Kompas.tv - 8 Agustus 2022, 08:54 WIB
bawa-makanan-untuk-atasi-krisis-pangan-enam-kapal-berangkat-dari-ukraina
Seorang pria mengambil gambar saat kapal Glory berjalan dari pelabuhan di Odesa, Ukraina, Minggu, 7 Agustus 2022. Menurut Kementerian Infrastruktur Ukraina, kapal yang berbendera Kepulauan Marshall ini membawa 66 ribu ton jagung dari Ukraina. (Sumber: The Associated Press.)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

KYIV, KOMPAS.TV — Perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru ketika enam kapal yang membawa muatan pertanian, kembali bergerak meninggalkan Ukraina, Minggu (7/8/2022). Sebelumnya kapal-kapal ini tertahan akibat perang.

Enam kapal tersebut mendapatkan izin untuk meninggalkan pantai Laut Hitam dari Chornomorsk dan Odesa. Kapal ini berisi biji-bijian dari Ukraina yang akan membantu mengatasi krisis pangan di Afrika, Timur Tengah dan beberapa bagian di Asia.

Ukraina, Rusia, Turki, dan PBB menandatangani perjanjian bulan lalu untuk membuat koridor laut sepanjang 111 mil laut yang akan memungkinkan kapal kargo untuk melakukan perjalanan dengan aman, untuk keluar dari pelabuhan yang diblokade oleh militer Rusia. Namun implementasi kesepakatan ini berjalan lambat sejak kapal pertama berangkat pada 1 Agustus lalu.

Baca Juga: Rusia Tewaskan 300 Tentara dan Milisi Ukraina di Akhir Pekan ini

“Empat dari kapal induk yang berangkat pada Minggu, mengangkut lebih dari 219.000 ton jagung. Sedangkan kapal kelima membawa lebih dari 6.600 ton minyak bunga matahari dan yang keenam membawa 11.000 ton kedelai,” kata Pusat Koordinasi Gabungan seperti dikutip dari The Associated Press.

Sedangkan tiga kapal kargo lain yang berangkat pada hari Jumat lalu, lulus inspeksi dan menerima izin pada hari Minggu untuk melewati Selat Bosporus, Turki, dalam perjalanan ke tujuan akhir mereka.

Namun, kapal yang meninggalkan Ukraina pada Senin lalu mengalami penundaan kedatangan di Lebanon. Penyebab penundaan ini belum diketahui. 

Pejabat Ukraina awalnya skeptis terhadap kesepakatan ekspor biji-bijian. Mereka curiga bahwa Moskow akan mencoba menyerang kapal di lepas pantai atau mengirim rudal jarak jauh dari Laut Hitam, seperti yang pernah mereka lakukan beberapa kali selama perang. 

Perjanjian tersebut menyerukan agar kapal meninggalkan Ukraina di bawah pengawalan militer dan menjalani inspeksi untuk memastikan mereka hanya membawa biji-bijian, pupuk atau makanan dan bukan komoditas lainnya. Kapal kargo yang masuk diperiksa untuk memastikan mereka tidak membawa senjata.

Baca Juga: PLTN Zaporizhzia Diserang, Diplomat Rusia Takut Material Nuklir Ukraina Jatuh ke Tangan Teroris

Dalam analisis akhir pekan, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari, "akan memasuki fase baru" di mana pertempuran akan bergeser ke garis depan, yaitu sekitar 350 kilometer yang membentang dari dekat kota Zaporizhzhia ke Kherson yang diduduki Rusia.

Daerah itu berserta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia diserang pada Sabtu malam. Masing-masing pihak saling tuduh mengenai pelaku serangan. 

Operator pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina, Energoatom, mengatakan penembakan Rusia merusak tiga monitor radiasi di sekitar fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dan satu pekerja terluka akibat peristiwa itu. 



Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x