Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pejabat AS Bakal ke Jakarta, Ajak Bahas Pembatasan Harga Minyak Rusia

Kompas.tv - 7 Agustus 2022, 05:05 WIB
pejabat-as-bakal-ke-jakarta-ajak-bahas-pembatasan-harga-minyak-rusia
Ilustrasi SPBU Pertamina. Seorang pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan bertolak ke Jakarta pada Senin (8/8/2022) depan untuk membahas kans pemberlakuan batas harga (price cap) untuk minyak Rusia. (Sumber: Kompas.com)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Seorang pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan bertolak ke Jakarta untuk membahas kans pemberlakuan batas harga (price cap) untuk minyak Rusia.

Pejabat itu adalah Elizabeth Rosenberg. Ia mengemban posisi asisten sekretaris untuk pendanaan teroris dan kejahatan finansial Kementerian Keuangan AS.

Menurut laporan TASS, Sabtu (6/8/2022), Rosenberg bakal berangkat ke Jakarta pada Senin (8/8) mendatang. Ia juga akan menyambangi Singapura untuk membahas hal serupa.

Rosenberg dilaporkan berencana menggelar pertemuan dengan pemimpin usaha di sektor energi dan keuangan di kedua negara.

Baca Juga: Menkeu AS Desak G20 Sepakati Harga Acuan Minyak Rusia

Indonesia sendiri masih berbisnis dengan Rusia di tengah tekanan dan sanksi Barat sehubungan agresi militer ke Ukraina. Pada April lalu, Pertamina disebut mempertimbangkan pembelian minyak mentah dari Rusia.

Sebagai dampak perang Rusia-Ukraina, AS dan Uni Eropa memberlakukan embargo minyak dari Moskow.

Akan tetapi, Kremlin mengakalinya dengan mengalihkan penjualan minyak berjumlah besar ke pasar lain, terutama India dan China untuk meningkatkan pendapatan.

Akibat manuver Rusia itu, kelompok G7 usai berkonferensi pada Juni lalu menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan blokade transportasi minyak mentah Rusia di jalur laut.

Pengecualiannya adalah minyak Rusia harus dijual dengan batas harga tertentu atau di bawahnya. Kebijakan itu disebut “akan dikonsultasikan dengan mitra-mitra internasional.”

Rusia sendiri sebagai penjual minyak menentang rencana batas harga tersebut. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak memperingatkan bahwa kebijakan seperti itu akan menggoyahkan pasar dan membuat harga minyak mentah meroket.

Baca Juga: Ketua Amnesty International Ukraina Mundur Menyusul Laporan Pelanggaran Hukum Perang Tentara Ukraina


 



Sumber : TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x