Kompas TV internasional kompas dunia

Kemlu Minta WNI di Sri Lanka Hindari Kerumunan Massa, Siapkan Rencana Darurat Antisipasi Krisis

Kompas.tv - 15 Juli 2022, 01:05 WIB
kemlu-minta-wni-di-sri-lanka-hindari-kerumunan-massa-siapkan-rencana-darurat-antisipasi-krisis
Protes terbesar melanda Sri Lanka ketika puluhan ribu orang menerobos barikade dan memasuki kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kantor terdekat untuk melampiaskan kemarahan, Sabtu (9/7/2022). (Sumber: AP Photo/Amitha Thennakoon)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Gelombang protes besar-besaran yang terjadi karena krisis ekonomi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan berujung pada kaburnya Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dari negara itu.

Setelah Rajapaksa melarikan diri ke Maladewa pada Rabu dan tiba di Singapura hari Kamis (14/7/2022), Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga dituntut mundur oleh rakyat.

Mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed mencuit di Twitter bahwa presiden Gotabaya Rajapaksa sudah menyatakan mundur.

Gotabaya Rajapaksa mengirim surat pengunduran diri melalui email kepada Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena pada Kamis malam, tak lama setelah Gotabaya tiba di Singapura.

Juru bicara Ketua Indunil Yapa mengatakan surat itu sedang diteruskan ke jaksa agung yang akan mempertimbangkan implikasi hukum sebelum dapat diterima secara resmi.

Seperti dikutip oleh Straits Times, dokumen asli akan diterbangkan dari Singapura ke Kolombo "sesegera mungkin" atas permintaan Abeywardena, yang menuntut untuk melihat salinan aslinya sebelum secara resmi mengumumkan pengunduran diri.


Artinya, proses pemilihan presiden baru akan diundur hingga Ketua Parlemen menerima surat pengunduran diri.

Parlemen Sri Lanka akan kembali berkumpul hari Jumat (15/7). Namun, Ketua Parlemen menunda tanpa mengonfirmasi tanggal baru.

Pelarian sang presiden menandai akhir dari kekuasaan klan Rajapaksa yang telah mendominasi politik di negara Asia Selatan itu selama dua dasawarsa terakhir.

Protes-protes terhadap krisis ekonomi telah muncul berbulan-bulan dan mencapai puncaknya pekan lalu, ketika ratusan ribu orang menduduki gedung-gedung penting pemerintah di Kolombo.

Mereka menyalahkan klan Rajapaksa dan sekutu mereka atas lonjakan inflasi, korupsi, serta kelangkaan bahan bakar dan obat-obatan.

 




Sumber : Kompas TV/Antara/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x