Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Putin Disebut Ganti Lagi Komandan Serangan Rusia ke Ukraina, Jagal Suriah Gagal?

Kompas.tv - 30 Juni 2022, 13:28 WIB
putin-disebut-ganti-lagi-komandan-serangan-rusia-ke-ukraina-jagal-suriah-gagal
Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Gennadiy Zhidko dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Sumber: Kremlin.ru Via The Moscow Times)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

“Tampaknya itu telah dikonfirmasikan bahwa Kolonel Jenderal Gennady Zhidko menjadi komandan pasukan Rusia di Ukraina,” cuit Lee di Twitter dikutip dari The Moscow Times.

Restrukturisasi tersebut kemungkinan dilakukan sebagai upaya Moskow untuk meningkatkan performa angkatan bersenjata Rusia di Ukraina.

Hal itu diyakini karena karena Rusia gagal membuat kemajuan pesat meski memiliki persenjataan dan perlengkapan yang lebih superior.

“Rotasi yang drastis di militer Rusia, jika benar, bukanlah tindakan yang diambil oleh kekuatan di ambang kesuksesan besar,” bunyi pernyataan Institut Studi Peperangan, sebuah kelompok pemikir AS.

Meski berhasil meraih kemenangan Ukraina timur di Popasna, serta kota strategis Severodonetsk, perkembangan serangan Rusia berjalan lambat.

Selain itu, diperkirakan telah mengakibatkan tingkat korban yang tinggi.

Rumor penunjukan Zhidko dilaporkan pertama kali pada awal Juni oleh Tim Intelijen Konflik, sebuah kantor investigasi independen.

Baca Juga: Putin: Rusia akan Bertindak yang Sama jika NATO Dirikan Infrastruktur di Finlandia dan Swedia

Sebelum ditunjuk sebagai wakil menteri pertahanan, Zhidko menjabat sebagai Kepala Distrik Militer Timur dan terlibat dalam intervensi militer Rusia di Suriah.

Menurut Lee rumor penunjukan Zhidko bisa berarti Rusia berusaha membuat operasi di Ukraina sepenuhnya di bawah kendali satu pemimpin.

Sementara itu, Putin dilaporkan telah kembali memindahkan sejumlah tokoh militer Rusia senior dalam beberapa pekan terakhir.

Dvornikov pun diyakini menjadi salah satu yang tersingkir atas perubahan itu karena pencapaiannya di Ukraina.



Sumber : The Moscow Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x