Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pasukan Rusia Perketat Kepungan di Dua Kota Strategis Ukraina Timur

Kompas.tv - 20 Juni 2022, 08:10 WIB
pasukan-rusia-perketat-kepungan-di-dua-kota-strategis-ukraina-timur
Pasukam Rusia memperketat cengkeraman di kota-kota sekitar Sievierodonetsk, dimana pertempuran kota jarak dekat berlangsung sengit ditambah hujan artileri (Sumber: New York Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

LYSYCHANSK, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia makin memperketat cengkeraman di sekeliling ribuan tentara Ukraina dekat dua kota penting yang strategis di wilayah Donbas, Minggu (19/6/2022).

Kota di wilayah Ukraina Timur itu, sengit diperebutkan sehingga meningkatkan serangan di garis depan Ukraina, memaksa Ukraina bergegas kirimkan bala bantuan ke daerah tersebut, seperti laporan New York Times, Senin, (20/6/2022).

Pada hari pertempuran sengit, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Sekjen Organisasi Perjanjian Atlantik Utara NATO, Jens Stoltenberg, memperingatkan bahwa perang dapat berlanjut dan berlarut selama bertahun-tahun.

Mereka mendesak sekutu Barat Ukraina untuk menetap dalam jangka panjang ketika Rusia bergerak agresif melemahkan Ukraina melalui apa yang Johnson, tulis di The Sunday Times of London, disebut sebagai "kampanye hancur-hancuran".

Rusia membuat terobosan awal hari Minggu di Toshkivka, kota kecil di tenggara kota Sievierodonetsk dan Lysychansk, di mana pertempuran jalanan dan duel artileri yang kejam berkecamuk selama berminggu-minggu.

Sergei Haidai, gubernur militer regional pihak Ukraina mengakui Rusia "berhasil" di daerah Toshkivka tetapi mengatakan Moskow "menderita kekalahan" setelah artileri Ukraina bergerak mempertahankan Toshkivka.

Belum jelas siapa yang mengendalikan Toshkivka hari Minggu malam. Namun, jika pasukan Moskow akhirnya berhasil mengepung Sievierodonetsk dan Lysychansk, ribuan pejuang Ukraina yang mempertahankan kedua kota itu bisa terkepung.

Baca Juga: Dokumentasi Langka! Pasukan Ukraina Pamer Howitzer Bantuan AS, Tembaki Posisi Rusia di Donbass

Artileri howitzer M777 Ukraina bantuan Amerika Serikat AS mencari posisi tembak baru. Pasukan Rusia memperketat cengkeraman di kota-kota sekitar Sievierodonetsk, dimana pertempuran kota jarak dekat berlangsung sengit ditambah hujan artileri. (Sumber: Efrem Lukatsky/Associated Press)

Itu akan memberikan Kremlin kemenangan militer yang diperoleh dengan susah payah dan membawa pasukan Rusia selangkah lebih dekat untuk memenuhi tujuan Presiden Vladimir Putin merebut semua wilayah Donbas timur Ukraina.

"Pertempuran sengit di Sievierodonetsk terus berlanjut," kata Haidai, seraya menambahkan Rusia gagal dan menderita kerugian besar.

Komunikasi telepon di daerah itu terbatas, dan jembatan yang menuju ke Sievierodonetsk kini hancur, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang situasi di sana.

Institute for the Study of War, kelompok riset Washington, mengatakan Rusia membuat "keuntungan kecil" di sekitar kota tetapi serangannya di seluruh Donbas "sebagian besar terhenti."

"Pasukan Rusia kemungkinan akan dapat merebut Sievierodonetsk dalam beberapa minggu mendatang, tetapi dengan mengorbankan sebagian besar pasukan mereka di daerah kecil ini," kata institut itu dalam penilaian terbarunya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tentara Rusia dan separatis yang didukung Moskow juga mengklaim menguasai Metolkine, tepat di tenggara Sievierodonetsk.

Baca Juga: Belarusia Diyakini Bakal Kerahkan Pasukan ke Ukraina untuk Bantu Rusia, dengan Dalih Latihan Militer

Ilustrasi. Pasukan Ukraian menembakkan mortir ke posisi tentara Rusia di daerah Kharkiv, 17 Mei 2022. Pada Senin (23/5/2022), Rusia disebut mengintensifkan gempuran di kawasan Donbass, berupaya merebut Oblast Luhansk sepenuhnya. (Sumber: Bernat Armangue/Associated Press)

Kantor berita negara Rusia Tass mengatakan banyak personil tempur Ukraina menyerah di sana, meskipun tidak mungkin untuk memverifikasi pernyataan tersebut secara independen.

Ketika Sievierodonetsk jatuh dalam bahaya hari Minggu, Rusia mengintensifkan serangan di sebagian besar Ukraina, termasuk penembakan baru di dekat Kharkiv di utara, serangan di Mykolaiv di selatan dan penghancuran infrastruktur di wilayah timur dan tengah negara itu memperjelas bahwa perang masih bisa berkobar jauh di luar Donbas, di mana Rusia memfokuskan kembali upaya militernya setelah gagal merebut Kyiv.

Ukraina menghadapi pertarungan yang semakin suram dan berdarah di timur, di mana Rusia menggunakan artileri jarak jauh membombardir kota dan posisi militer.

Para pejabat Ukraina mengeluh persenjataan canggih dari sekutu mereka datang terlalu lambat untuk membalikkan keunggulan daya tembak Rusia dan 200 tentara Ukraina terbunuh setiap hari.

Di kota timur laut Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, tempat pasukan Rusia diusir beberapa minggu lalu, rudal Rusia menghantam pabrik perbaikan tank, kata seorang juru bicara militer Rusia pada Minggu, menghancurkan apa yang dikatakan Kementerian Pertahanan Rusia sebagai dua peluncur roket Urugan.

Vadym Denysenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, mengatakan hari Minggu, "Rusia sedang mencoba membuat Kharkiv kota garis depan," menggambarkan situasi di sana sebagai sulit.

Baca Juga: Diwawancarai Media Jerman, Sekjen NATO Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Berlangsung Bertahun-Tahun

Unit tank Ukraina beroperasi di Sievierodonetsk, Oblast Luhansk, salah satu titik terpanas di garis depan perang Rusia-Ukraina saat ini. Tentara Ukraina yang bersiaga di garis depan mengaku butuh bantuan senjata berat dan tank untuk melawan pasukan Rusia. (Sumber: Oleksandr Ratushniak/Associated Press)

Serangan Rusia juga menargetkan pabrik pengolahan gas di dekat kota timur Izium, menyebabkan kebakaran besar, dan menghancurkan depot minyak di wilayah Dneprotrovsk tengah, menewaskan satu orang dan melukai 11 lainnya, kata pejabat Ukraina.

Di kota pelabuhan Mykolaiv, yang tetap berada di tangan Ukraina, pejabat Ukraina mengatakan rudal Rusia selama akhir pekan juga menghancurkan bisnis dan infrastruktur.

Di wilayah Donbas, tidak jauh dari perbatasan Rusia, Moskow mengerahkan sebagian besar kekuatan militernya dalam beberapa pekan terakhir.

Wilayaj kantong Sievierodonetsk, demikian pejabat militer menyebut daerah di sekitar Sievierodonetsk dan Lysychansk, sekitar tiga perempatnya dikepung pasukan Rusia, hanya menyisakan celah tipis di sebelah barat tempat pasukan Ukraina datang dan pergi melalui jalan desa yang sering ditembaki oleh Rusia.

Jika pasukan Rusia berhasil menembus garis pertahanan, itu akan mengurangi kemampuan pasukan Ukraina untuk bermanuver di kantong Sievierodonetsk.

Kemajuan itu juga akan semakin memungkinkan pasukan Rusia mengancam beberapa rute pasokan yang tersisa ke Lysychansk dan Sievierodonetsk, di mana sekitar 70.000 warga sipil masih tinggal, banyak dari mereka terlalu tua atau lemah untuk mengungsi.

Baca Juga: Penasihat Zelensky Yakin Perang di Ukraina akan Usai Beberapa Bulan Lagi, Tapi Ada Syaratnya

Pasukan Ukraina mengoperasikan artileri howitzer M777 bantuan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang posisi Rusia di Oblast Donetks, Sabtu (18/6/2022). (Sumber: Efrem Lukatsky/Associated Press)

Presiden Volodymyr Zelenskyy dari Ukraina mengatakan bulan ini bahwa "nasib" sebagian besar wilayah timur Ukraina sedang diputuskan dalam pertempuran untuk kedua kota tersebut.

Kepentingan strategis mereka sebagian menjelaskan mengapa Ukraina memilih untuk bertahan dalam pertempuran jalanan di sana, sebuah strategi yang penuh dengan risiko.

Bertempur dari jarak dekat di Sievierodonetsk, demikian pemikiran Ukraina, menyangkal kesempatan Rusia untuk membawa keuntungan besar dalam persenjataan artileri.

Tetapi ketika pasukan Rusia mengepung tentara di Sievierodonetsk dan mendukung pasukan di Lysychansk, garis senjata artileri Rusia menghantam jalan, jembatan, dan posisi pasukan Ukraina dengan ribuan peluru ditembakkan setiap hari, menurut perkiraan Ukraina.

Namun, pertempuran jalanan di kota dan pertempuran di ladang di sekitarnya menelan korban jiwa dan peralatan yang mahal bagi Rusia, lebih banyak daripada kerugian yang dialami Ukraina, kata para komandan Ukraina.

Setelah berbulan-bulan pertempuran, tentara Rusia di Ukraina kelelahan dan hampir kehabisan sumber dayanya, kata Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina, Minggu dalam sebuah wawancara.



Sumber : Kompas TV/New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x