Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Kremlin Tak Mau Akui Perbatasan Asli Ukraina, Isyaratkan Caplok 4 Provinsi

Kompas.tv - 18 Juni 2022, 20:27 WIB
kremlin-tak-mau-akui-perbatasan-asli-ukraina-isyaratkan-caplok-4-provinsi
Pasukan Rusia berjaga di ladang gandum di Oblast (daerah setingkat provinsi) Zaporizhzhia yang sebagian wilayahnya telah direbut dari Ukraina. Foto diambil pada 14 Juni 2022. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia disebut tidak akan mengakui perbatasan asli Ukraina sebagaimana sebelum perang meletus. Hal tersebut disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Zakharova menegaskan, perbatasan Ukraina sebelum perang “tidak lagi eksis”. Pernyataan Zakharova merujuk pada daerah-daerah yang kini diduduki pasukan Rusia atau separatis.

“Ukraina yang Anda dan saya tahu, di antara perbatasan yang pernah ada, tidak lagi eksis, dan tidak akan pernah eksis lagi. Ini sudah terang,” kata Zakharova melalui kanal Telegram-nya sebagaimana dikutip TASS, Jumat (17/6/2022).

Sejak dimulainya invasi pada 24 Februari lalu, pasukan Rusia dan separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) telah mencaplok sejumlah wilayah Ukraina, terutama di timur.

Baca Juga: TV Rusia Pertontonkan Dua Veteran AS yang Ditawan di Ukraina, Kirim Pesan kepada Ibu

Kota penting seperti Mariupol dan sejumlah wilayah Zaporizhzhia dan keseluruhan Kherson kini dalam pendudukan Rusia.

Di lain sisi, separatis Donetsk berupaya mencaplok keseluruhan wilayah Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk. Sedangkan LPR menghendaki bekas wilayah Oblast Luhansk, kini tengah menggepur Sievierodonetsk, salah satu kota terakhir di Luhansk yang belum direbut.

Belakangan ini, isu referendum Donetsk dan Luhansk untuk bergabung dengan Federasi Rusia semakin santer beredar. Dua wilayah itu diduga akan mengikuti jejak Krimea yang dianeksasi pada 2014 silam.

Sementara itu, Oblast Kherson yang direbut sejak Maret lalu diyakini akan segera menggelar referendum untuk gabung Rusia. Kiev menyebut wacana ini sebagai “pseudo-referendum” untuk mencaplok wilayah Ukraina.

Hal yang sama terjadi di Zaporizhzhia. Seorang pejabat pemerintahan sipil-militer di daerah itu mengaku berharap bisa segera menjadi bagian Federasi Rusia.

Isu pencaplokan wilayah oleh Rusia menjadi salah satu sorotan Kiev di tengah pertempuran Donbass. Pada awal Juni lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berikrar pasukannya akan merebut kembali semua wilayah yang diduduki Rusia.

Baca Juga: Ancaman Putin ke NATO Kian Nyata, Kapal Perang Rusia Dua Kali Langgar Wilayah Perairan Denmark


 



Sumber : TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x